DAERAHNEWSSUMUT

Pemerintah Kabupaten Samosir menggelar Rapat Koordinasi Penanganan dan Pencegahan Karhutla

Rabu, 11 Juni 2025, 18:32 WIB
Last Updated 2025-06-12T04:53:47Z

Bupati Samosir Vandiko T Gultom, memimpin Rakor Penanganan Karhutla, sebagai Upaya Deteksi Dini dan Preventif Sudah Dilakukan, Saatnya Kita Tingkatkan Penegakan Hukum. 


SAMOSIR-BERITAGAMBAR :

Pemerintah Kabupaten Samosir menggelar Rapat Koordinasi Penanganan dan Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Tahun 2025 yang berlangsung di Aula Pemkab Samosir, Rabu (11/6/2025). 


Rapat ini dipimpin langsung oleh Bupati Samosir, Vandiko Timotius Gultom, dan dihadiri oleh jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, hingga perwakilan kelompok tani hutan.


Berdasarkan data BPBD, total luas lahan yang terbakar pada tahun 2025 mencapai ±382 hektare dengan 13 titik api yang tersebar di wilayah Kabupaten Samosir.


Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk, dalam sambutannya menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor. “Kita ingin tahun depan tidak ada lagi kejadian serupa. Rakor ini menjadi wadah untuk menyatukan persepsi dan strategi bersama,” ujarnya.


Sementara itu, Kapolres Samosir AKBP Rina Frillya, S.I.K, menegaskan bahwa selain upaya deteksi dan preventif yang telah dijalankan, kini sudah saatnya dilakukan langkah penegakan hukum. “Faktor utama karhutla adalah manusia. Kita sudah lakukan sosialisasi, patroli, dan pemasangan spanduk larangan. Namun upaya represif tetap diperlukan, penegakan hukum harus ditegakkan bagi pelaku pembakaran hutan,” tegas Kapolres.


Kapolres juga memperkenalkan aplikasi “Lancang Kuning” milik Polri yang berfungsi mendeteksi titik panas secara real-time. Selain itu, ia meminta dukungan Pemkab untuk pengadaan alat pemadam seperti pompa jinjing serta pembangunan sprinkler air di daerah sulit dijangkau.


Kepala Pelaksana BPBD Samosir, Sarimpol Manihuruk, menyebut Kabupaten Samosir sebagai salah satu wilayah dengan risiko karhutla tinggi, khususnya selama musim kemarau yang telah dimulai sejak Mei 2025, menurut data dari BMKG Silangit. "Kami mengidentifikasi penyebab dominan karhutla berasal dari aktivitas manusia, terutama pembakaran lahan untuk pakan ternak," tambahnya.


Kepala Seksi Perlindungan Hutan KPH XIII Dolok Sanggul, Toga Sinurat, menyarankan penerapan teknologi sekat bakar sebagai langkah pencegahan. “Konsep ini belum pernah diterapkan di Samosir. Padahal, sekat bakar—baik alami seperti sungai, maupun buatan seperti parit—sangat efektif membatasi penyebaran api,” katanya.


Pihak Manggala Agni melalui Kepala Dalops Anggiat Sinaga, mengumumkan rencana pelatihan penanganan karhutla (bimtek brigade) pada 24-26 Juni 2025. Manggala Agni juga telah aktif melakukan patroli pencegahan bersama TNI-Polri.


Isu penegakan hukum juga menjadi perhatian Kejaksaan Negeri Samosir. Kasi Intel Kejari, Richard Parningotan Simare-mare, menyampaikan pentingnya efek jera. “Tindak tegas pelaku pembakaran. Penindakan adalah solusi utama agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.


Ketua DPRD Samosir, Nasib Simbolon, menyoroti pentingnya peran Kelompok Tani Hutan (KTH). “Kita harus berdayakan KTH agar ikut menjaga hutan. Karhutla bukan hanya masalah lingkungan, ini juga persoalan sosial yang membutuhkan keterlibatan seluruh pihak, bahkan tanpa anggaran besar,” tegasnya.


Penutupan rapat dilakukan oleh Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom, yang mengajak semua pihak tidak saling menyalahkan namun bersatu dalam solusi. “Edukasi masyarakat adalah kunci. Camat dan Kades harus terus sosialisasikan larangan pembakaran. Kita juga akan memasang imbauan tertulis di rumah warga. Mari kita jaga hutan Samosir, demi keberlangsungan ekosistem dan masa depan generasi mendatang,” ujarnya.


Di akhir kegiatan, Plt. Kasi Humas Polres Samosir Brigpol Gunawan Situmorang menyampaikan bahwa rapat menghasilkan kesepakatan pembentukan Pokja Terpadu Siaga Karhutla dengan BPBD sebagai leading sektor.(BG/GS) 

TRENDINGMore