KESEHATANNEWSPERISTIWASUMUT

Takut Ditulari, Pasien Covid-19 di Toba Disiksa Warga

Minggu, 25 Juli 2021, 10:16 WIB
Last Updated 2021-07-25T03:19:03Z

 

Selamat Sianipar saat ditemukan Satgas Covid-19. 

TOBA-BERITAGAMBAR : 

Kejadian tak manusiawi dialami Selamat Sianipar (47) warga Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Kamis (22/7) lalu. Sianipar menjadi korban amukan massa karena keluar rumah saat menjalani isolasi mandiri pasca dirinya terkonformasi Positif Covid-19. 


Babak belur dimassa warga, Salamat akhirnya diamankan dan dibawa oleh unsur Forkopimcam ke RSUD Porsea untuk menjalani isolasi mandiri, Jumat pagi, (23/7) sekira pukul 10.00 Wib, sayangnya sore harinya sekira Pukul 16.30, Selamat melarikan diri dari RSUD Porsea dan bersembunyi di dekat persawahan di Desa Sipitu pitu, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Toba. 


Sejak melarikan diri, seluruh keluarga dibantu organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB) dan Satgas Covid-19 Toba melakukan pencarian. Selamat akhirnya ditemukan dalam keadaan trauma dan kondisi tubuh memprihatinkan, Sabtu (24/7) sekira pukul 12.12 Wib.



Boru Manurung, salah seorang saksi mata di lokasi penemuan Salamet mengaku melihatnya sudah satu malam di lokasi. Sayangnya, dia tidak mengetahui kalau korban merupakan pasien Covid dan sedang dicari keberadaannya. 


"Kalau ada orang datang mendekatinya dia masuk ke sawah-sawah itu, kayak ketakutan gitu dia kami lihat dan melambaikan tangan seolah memberi isyarat agar tidak diberitahukan keberadaannya di lokasi itu," ujarnya.



Informasi yang dihimpun saat Salamat Sianipar mengalami Demam, dia berobat ke Klinik Yayasan DEL, Rabu (21/7) sekira pukul 10.00 Wib dan hasil tes Antigennya positif Covid-19. Salamat pun disarankan untuk isolasi mandiri di rumah. 


Namun, pada hari Kamis (22/7), Salamat tidak taat saat di isolasi mandiri dan keluar rumah, warga yang merasa kesal berupaya menangkapnya dan melakukan aksi massa. 


Paman korban, Regen Silaen mengatakan, mengakui keponakannya Salamat Sianipar dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, kemudian menjalani di Isolasi mandiri di rumah. 


"Dia enggak betah di rumah terus, dia keluar rumah hari Kamis saat ada pesta di kampungnya, sehingga masyarakat di Desa Pardomuan menjauhi dan membuli nya bahkan memukulinya menggunakan kayu," terang Silaen. 


Regen mengaku kecewa dengan sikap dan tindakan warga Pardomuan yang main hakim sendiri hingga mengakibatkan keponakannya trauma dan mengalami luka-luka. Lebih sadis lagi, aksi pemukulan itu viral di media sosial. 


"Kami keluarga akan melaporkan kejadian itu ke aparat hukum," tegas nya. 


Direktur RSUD Porsea, dr. Tommy Siahaan ketika dikonfirmasi, sekira pukul 19.30 Wib membanarkan Salamat Sianipar merupakan pasien Covid-19 yang melarikan diri dari ruang isolasi. 


"Salamat ternyata pasien dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan juga Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ). Selamat sempat di rawat ruangan isolasi RSUD Porsea bersama puluhan pasien Covid lainnya. 


"Salamat tertawa, berteriak-teriak sambil telanjang, seluruh ruang isolasi yang dipenuhi pasien Covid-19 menjadi riuh dan ketakutan. Kesempatan itu dimanfaatkan Salamat untuk melarikan diri pada Sore harinya," ujar Tommy. 


Dia juga mengatakan, sebelumnya terjadi penolakan warga desa atas keberadaan Salamat sampai akhirnya dibawa oleh TNI, Polri dan pihak Kecamatan ke RSUD Porsea dan pihaknya tak bisa menolak keberadaan Selamat. 


"Tadi sore sekira puk 15.00 Wib, Salamat kembali diantarkan ke RSUD Porsea. Sebenarnya dengan kondisi daya tampung ruang isolasi Covid-19 kita sangat terbatas, sehingga yang kita terima hanya pasien dengan gejala sedang hingga berat, namun karena kondisinya seperti ini, Salamat terpaksa kita tempatkan di ruangan khusus terpisah dari pasien lainnya, namun dengan pemberlakuan tetap seperti pasien Covid-19" pungkas Tommy. 


Bupati Toba Turun Tangan

Karena kasus penganiayaan dan penyiksaan terhadap Salamat Sianipar viral di media sosial, Bupati Toba Poltak Sitorus dan Wakilnya Tonny M Simanjuntak kemudian turun tangan.


Poltak Sitorus bersama perangkat pemerintah daerah, Sabtu (24/7) mendatangi RSUD Porsea untuk melihat warganya yang nyaris dibantai dengan keji itu.


"Kami datang untuk memastikan agar pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang baik dari pihak RS," kata Poltak Sitorus di RSUD Porsea.(BG/ST)




TRENDINGMore