KESEHATANNEWSSUMUT

IDI Dukung Pemerintah Terapkan PPKM Level 3 di Seluruh Indonesia

Rabu, 24 November 2021, 08:30 WIB
Last Updated 2021-11-24T01:37:03Z
Petugas Satgas Covid-19, melakukan razia masker kepada masyarakat.


 JAKARTA-BERITAGAMBAR :

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terpilih Adib Khumaidi mendukung langkah pemerintah yang akan menerapkan PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada 24 Desember 2021 -2 Januari 2022 atau pada periode libur Natal dan Tahun Baru.


Ia menyatakan, dalam perumusan kebijakan tersebut sejumlah anggota IDI daerah turut dilibatkan.


"Yang dilakukan mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah adalah melakukan satu upaya menjaga lonjakan kasus. Walaupun kita sebenarnya tidak berharap ada lonjakan kasus itu," ujar Adib dalam Dialog Semangat Selasa KCPEN, Selasa (23/11/2021).


Adib mengatakan, dalam situasi pelandaian kasus, kewaspadaan adalah kunci menekan kasus penularan. Diperlukan kerjasama masyarakat, regulator, dan tenaga kesehatan untuk terus mempertahankan kondisi ini.


"Tiga peran utama dari masyarakat, kemudian dari regulasi pemerintah, juga dari kami tenaga kesehatan. Kalau kita tetap bisa menjaga dengan baik maka potensial dengan kasus yang kita sebut dengan gelombang ketiga, jangan sampai terjadi di Indonesia," imbuhnya.


Dari sisi tenaga kesehatan, ia menyatakan, para nakes telah lebih siap diterjunkan dalam menghadapi kemungkinan gelombang ketiga ini.


Adib pun meminta pemerintah mendukung kesiapsiagaan tenaga kesehatan dengan menjaga ketersedian obat dan alat kesehatan seperti tabung oksigen. 


"Bagaimana ketersediaan obat alkes harus tetap dijaga. Ini sekarang sudah kita menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi saya yakin teman-teman di lapangan di daerah melakukan upaya, belajar banyak dari kejadian bulan Januari, bulan Juli kemarin," ungkap dia.


Penerapan Kebijakan PPKM Level 3 di Seluruh Indonesia Demi Selamatkan Nyawa


Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi, Falla Adinda menegaskan, kebijakan PPKM level 3 di seluruh daerah di Indonesia saat Natal dan Tahun Baru sebagai bentuk penyelamatan nyawa manusia.


Pemerintah menegaskan, kebijakan tersebut bukan untuk mematikan aktivitas ekonomi khususnya pariwisata. Alasannya, sektor pariwisata baru saja bergeliat di tengah kondisi kasus Covid-19 di tanah air yang mulai melandai.


"Ini sebenarnya bukan untuk mematikan lahan satu ataupun menghidupkan lahan lainnya tapi ini dipergunakan sebaik-baiknya dengan tujuan agar nyawa manusia tidak ada yang hilang," ujar Falla.


Menurut Falla, kejadian lonjakan kasus pada periode lalu menimbulkan trauma bagi masyarakat. Untuk itulah, pemerintah mencegah kejadian itu terulang lagi dengan menekan kasus penularan virus corona semaksimal mungkin.


Terkait, kegiatan ekonomi yang kembali ditutup, kebijakan ini harus diambil karena pandemi ini belum selesai. 

Ia pun mengingatkan, saat lonjakan kasus terjadi semua fasilitas kesehatan penuh, tenaga kesehatan lelah, serta banyak nyawa yang tidak terselamatkan.


"Sekarang kasus landai, ini yang harus sebenarnya dijaga. Mencoba agar Indonesia bisa mengendalikan angka Covid-19 ini sehingga ke depannya tahun bulan-bulan berikutnya tetap berada di poin seperti hari ini. Jadi mungkin kalau temen-temen di Bali hotelnya mulai jalan lagi teman-teman di Bandung misalnya wisata jalan lagi. Itu yang diharapkan," kata Falla.


TRENDINGMore