NEWSPERISTIWASUMUT

Jawaban Kapolda Sumut Soal Anak Buahnya yang Diduga Memeras Tempat Pijat dan Jebak Terapis

Jumat, 05 November 2021, 10:49 WIB
Last Updated 2021-11-05T03:52:42Z
Screensh rekaman CCTV saat petugas Polda Sumut diduga menjebak dan memeras panti pijat.


MEDAN-BERITAGAMBAR : 

Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak angkat bicara soal anak buahnya yang diduga memeras tempat pijat dan menjebak terapis.


Panca mengatakan, dia akan mengecek lebih lanjut informasi tersebut.


Sebab, Panca baru mendengar kabar ini. 


"Trims infonya, tolong konfirmasi ke Kabid Humas ya, dan saya akan cek," tegas Jendral bintang dua ini, Kamis (4/11/2021).


Ia pun mengucapkan terima kasih setelah dikirim video yang diduga anggotanya yang terekam kamera CCTV di sebuah ruangan. Panca menyebutkan agar awak media mengkonfirmasi ke Kabid Humas Polda Sumut.


Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi mengakui memang benar ada petugas Renakta Dit Reskrimum Polda Sumut yang sempat mendatangi lokasi panti pijat di Jalan MH Sitorus, Kota Siantar.


Namun Hadi tidak mengaku, ada petugas yang menerima uang sebesar Rp 50 juta itu.  


"Betul ada, pengungkapan itu berawal dari adanya pengaduan masyarakat tentang dugaan tempat prostitusi. Kemudian ditindaklanjuti oleh Subdit Renakta dengan melakukan penyelidikan dan memeriksa beberapa karyawan untuk mendalami," kata Hadi, Kamis (4/11) malam.


Ketika disinggung kembali soal uang Rp 50 juta, Hadi mengaku akan mendalaminya.



Sebelumnya diberitakan, sejumlah pria mengaku dari Polda Sumut dituding melakukan penjebakan, dan memeras tempat pijat yang ada di Kota Siantar.


Dalam aksinya, sejumlah oknum polisi ini meminta uang sampai Rp 50 juta.


Menurut Mia, pekerja di panti pijat itu, peristiwa ini terjadi pada Kamis (7/10/2021) kemarin. 


Saat itu datang tamu pria minta dilayani pijat.


Belakangan diketahui, pria itu adalah polisi yang mereka kenal sebagai Acong.


"Tamu itu mau kusuk, udah ngusuk tamu, aku itu dikasih uang Rp 400 ribu, 'kita main aja' katanya," ujar Mia menirukan percakapan oknum polisi itu, Kamis (4/11/2021).


Mia yang semula hanya melayani pijat, diminta melakukan hubungan seks oleh oknum polisi tersebut.


Bahkan ia diminta mencarikan kondom untuk melayani oknum tersebut.


"Katanya enggak apa-apa, 'nggak ada orang'. Pas aku buka (baju), terus dia keluarkan HP ngevideoin itu," cerita Mia.


Teman sesama pekerja terapi lainnya, Suli, menerangkan bahwa beranjak dari situ, 4 personel kepolisian lainnya datang dan langsung naik ke lantai atas.


Para polisi tersebut tak menjelaskan dugaan pelanggaran apa yang terjadi di lokasi terapis, di mana mereka mencari nafkah.


Para pekerja terapi pun kaget saat dikumpulkan oleh polisi yang mengaku berasal dari Polda Sumut.


Mereka tak diperlihatkan surat tugas razia, penggeledahan, atau semacamnya.


Bahkan handphone mereka langsung disita dan dibawa masuk ke dalam mobil.


Datang tiba-tiba, langsung ke kamar mandi. Terus naik ke atas. Mereka naik mobil Avanza putih. Terus mereka sorot semua pakai kamera (hp). Mereka mau razia, saya bilang tunggu tauke saya dulu. Tapi nggak ada katanya. Hp kami langsung disita," kata Sulli.


Para pekerja pijat kemudian disuruh tunduk saat masuk ke dalam mobil dan dibawa ke Medan.


"Kami dibawa ke Renakta Polda Sumut di Medan. Kami ditanya kerjanya apa, kami bilang massage. Kami tunggu ditebus sama tauke baru kami katanya boleh pulang," cerita Suli.


Suli yang khawatir menceritakan hal ini kepada wartawan mengaku, ia dan teman temannya merasa dijebak.


Mereka yang harusnya melayani pijat, tapi digiring untuk melakukan hubungan terlarang dan berakhir dengan permintaan sejumlah uang.



"Suruh damai pertama Rp 100 juta. Kemudian Rp 75 juta ya saya bilang kami cari makan untuk anak-anak kami. Kemudian jadi Rp 50 juta lima orang. Kami satu orang jadi masing-masing Rp 10 juta," cerita Suli.


Suli mengatakan mereka dijebak dengan melakukan dugaan tindak pidana prostitusi online.


Ia sendiri heran padahal hari itu tak melakukan apa-apa di tempat pijat.


"Satu dari mereka bilang, bahwa punya rumah yang ada patung Liberty di depan mi sop Lestari. Gara gara ini saya jual lembu di kampung," kata Suli.


Suli menjelaskan bahwa mereka memberikan uang tersebut ke para oknum polisi.






TRENDINGMore