NEWSPERISTIWASOSOKSUMUT

Kisah Pasutri Sitinjak Yang Berjuang Lahirkan Anak Kembar Empat Butuh Donatur

Sabtu, 21 Mei 2022, 18:09 WIB
Last Updated 2022-05-21T11:13:15Z

Christinaldo, ayah dari Empat Bayi kembar yang masih dirawat di Rumah Sakit Stella Maris.


MEDAN-BERITAGAMBAR :

Dikaruniai lahirnya empat anak kembar dari rahim sang istri merupakan suatu kebahagiaan Chrisnatalio Sitinjak yang tak pernah di sangka oleh keluarganya. 


Empat bayi kembar tersebut pun lahir dengan perjuangan cukup panjang yang disambut dengan penuh suka cita oleh warga Kabupaten Siantar Sumatera Utara ini. 


Suka cita itu disebabkan sang anak lahir dalam keadaan prematur atau kekurangan bulan sehingga harus dirawat di ruangan Neonatal Intensive Care Unit ( NICU) dalam kurun waktu yang belum bisa di pastikan. 


Empat bayi kembar yang lahir secara sesar ini pun membutuhkan dana yang cukup besar sehingga pihaknya membutuhkan bantuan dana dari masyarakat Sumatera Utara.


Chrisnatalio pun membagikan kisah perjalanannya bersama sang istri hingga akhirnya melahirkan Empat bayi kembar nya, Sabtu (21/).


Awal mula kehamilan di ceritakan Chris mengetahui sang istri hamil bayi kembar empat saat usia kandungan 2 bulan. 


"Saya baru lulus CPNS tahun lalu dan ditempatkan di RS Tebing Tinggi, dan istri saya sejak hamil berhenti kerja sehingga memang betul kaget karena anak dalam rahim istri saya itu kembar empat," katanya. 


Karena sebelumnya diceritakan Chris sang istri pernah keguguran, maka dari itu mendengar ada empat bayi kembar dalam rahimnya ia memutuskan untuk fokus pada kandungannya.


"Disana saya sebagai kepala keluarga memang sudah tidak tenang saya sangat bahagia dengar kabar punya anak sekaligus empat tapi saat itu saya sudah fikir biaya lahiran jika sesar seperti apa dan hal-lainnya," terangnya.


Karena pada saat sang istri hamil ia dinas di Tebing Tinggi, diakuinya ia kerap kurang fokus dalam bekerja.


"Semua masih terekam jelas betul di kepala saya bagaimana perjuangan kami agar bayi kembar kami bisa selamat," paparnya. 


Selama kehamilan diakui Chris bahwa sang istri sempat beberapa kali mengalami kondisi yang kurang baik. 


"Kalau ngidam enggak banyak, cuman itu sejak mengandung dia sulit begerak bawaannya lemas, mudah capek bahkan sempat beberapa kali itu suntik penguat kandungan dan lain-lain," katanya. 


Di saat sang istri tidak kuat, di sanalah Chris mengaku mulai mencari pinjaman untuk pengobatan hingga lahiran.



"Saya sempat minjam untuk operasi ikat serviks agar bayi kembar kami bisa lahir tepat waktu bukan prematur," katanya. 


Sebab jika tidak operasi serviks maka hal tak terduga baik ibu atau anak kecil kemungkinan dikatakan christin bisa selamat.


"Operasi serviks ini atau ikat serviks ini untuk menekan agar bisa menekan tempat keluar bayi sehingga bayi bisa lahir di umur kandungan 9 bulan. Jika tidak di ikat serviks itu bayi bisa keluar dibawah usia kandungan 6 bulan. Sebab empat bayi ditambah ketuban itu bebannya sangat berat, tidak bisa dikatakan seperti apa prosesnya," jelasnya. 


Sejak mau dioperasi serviks, Chris mengaku membutuhkan dana 90 juta hingga bayi kembarnya lahir.


"Istri saya di rawat selama dua bulan sejak operasi serviks hingga lahiran. Dan dana 90 juta dengan saya yang baru lulus CPNS itu belum cukup sehingga cari pinjaman, dan puji tuhan kami pun dapat diskon 20 persen dari dokter yang menangani kami sehingga kami hanya perlu membayar 70 juta awalnya," cerita Chris.


Dana awal 70 juta tersebut pun berhasil di pinjam Chris namun ketika anak lahir ternyata dokter menyatakan bahwa empat bayinya harus masuk ke ruang NICU.


"Karena anak saya lahir dalam usia kandungan 7,5 bulan maka harus dibawa ke NICU untuk diberi alat bantu pernapasan, minum susu dan lain-lain. Jadi anak saya itu lahir dalam keadaan sehat fisik tapi saat ini belum bisa minum langsung jadi harus melalui infus," jelasnya. 


Selain itu empat bayinya pun lahir dalam kondisi berat badan yang tidak normal sehingga diharuskan untuk dirawat di NICU.


"Bayi kembar kami sampai saat ini masih harus dirawat ruang NICU untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif disebabkan oleh kondisi bayi yang belum stabil karena organ-organ yang belum matang sempurna serta berat badan yang kurang. Dimana anak pertama kami berjenis kelamin perempuan memiliki berat badan 0,850 kg, Bayi kedua jenis kelamin laki-laki dengan berat 1,585 kg, Bayi ketiga jenis kelamin laki-laki beratnya 1,225 kg, dan bayi keempat kami dengan jenis kelamin laki-laki dengan berat 1,015 kg," jelasnya. 


Sehingga biaya pasca lahiran ini diakui Christin lebih besar daripada biaya pasca mau melahirkan. 


"Karena dirawat di NICU itu perkiraan dokter butuh waktu 2 bulan sementara satu bayi itu bisa sampai ratusan juga jika di estimasi dana yang harus kami dapatkan sekitar 800 juta," katanya.


Namun hingga saat ini pihaknya tidak bisa memastikan berapa dana yang dibutuhkan pihaknya dalam perawatan anak kembarnya.


"Belum tau biaya pastinya tapi satu anak saja itu bisa sekitar Rp 200 juta berarti kalau empat Rp 800 juta. Tapi ini estimasi kami sendiri saja," katanya. 


Sejauh ini diakui Chris sudah banyak donasi yang masuk ke rekeningnya untuk sang anak.


"Sebenarnya anak kami tidak sakit, tapi mereka sedang di NICU karena lahirnya prematur sehingga ada hal-hal yang buat dia harus bisa beradaptasi dulu agar bisa bertahan hidup," jelasnya. 


Dijelaskan Chris bahwa saat ini total dana yang terkumpul baru Rp 300 juta.


"Dari lembaga kitabisa.com itu dapat sekitar Rp 150 juta dan kawan dan beberapa donatur yang melihat sebaran di sosial media juga itu ada sekitar Rp150 juta juga kami sangat berterimakasih karena satu anak setidaknya sudah mendapat perawatan di NICU selama 2 bulan kedepan," katanya. 


Hingga saat ini jika di estimasi pihaknya masih membutuhkan Rp 500 juta lagi agar ketiga anak lainnya bisa mendapatkan perawatan NICU selama dua bulan. 


"Karena berdasarkan pengalaman beberapa teman itu sekitar Rp 200 juta untuk anak yang masuk ruangan NICU," katanya.


Untuk saat ini keempat anaknya sangat tumbuh dengan baik selama di ruang NICU.


"Mereka lahir pada 11 Mei 2022 dan semuanya butuh alat CPAP yang fungsinya untuk alat bantu pernafasan tapi sekarang nafas sudah membaik tinggal hanya beberapa selang saja yang di pasang, " katanya.


Sementara kondisi ibu dari empat bayi kembar ini sudah di bawa pulang ke rumah orangtuanya.


"Karena mertua orang Medan jadi istri saya sudah dibawa ke rumah mertua dan saat ini masih dalam tahap belajar jalan karena selama hamil kebanyakan tiduran dan pasca operasi juga masih sakit,"paparnya.


Untuk itu ia sangat berharap sekali pemerintah bisa membantu dana terkait perawatan empat anak kembarnya di Rumah Sakit Stella Maris. 


"Mudah-mudahan Pemerintahan bisa melihat empat kembar anak kami dan mau membantu perawatan anak kami," tukasnya.(BG/TNC)








TRENDINGMore