NEWSSOSOKSUMUT

Binaan LPEI Berbagi Strategi UMKM Mendunia di W20

Sabtu, 30 Juli 2022, 11:33 WIB
Last Updated 2022-07-30T04:33:40Z
LPEI menggelar sesi pengembangan potensi UMKM pada webinar bertajuk '"Access to Global Market" dalam rangkaian perhelatan Women 20 (W20) di Parapat, Sumut.


MEDAN-BERITAGAMBAR :

CEO CV Nusantara Jaya Food, Novi Herawati, mengatakan kreativitas dan pemanfaatan teknologi digital merupakan kunci pembuka akses UMKM Indonesia menggaet buyer atau mendapatkan pasar bagi produk yang sesuai.


Itu dikatakan Novi Herawati pada sesi webinar bertajuk '"Access to Global Market" yang mengawali pertemuan ratusan UMKM yang bergabung dalam diskusi secara hybrid dalam rangkaian perhelatan Women 20 (W20) di Parapat, Sumatera Utara, Selasa (19/07/2022), sebagaimana dalam keterangan tertulis Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI (Indonesia Eximbank), Sabtu (30/07/2022).


Adapun LPEI menggelar sesi pengembangan potensi UMKM yang dimotori kaum perempuan Indonesia ini selama 3 jam. Dalam rangka membangun dan mengembangkan ragam bisnis UMKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, LPEI menghadirkan praktisi, penggagas dan penggerak UMKM yang berhasil merambah pasar dunia dengan mengusung prinsip keberlanjutan atau sustainability.


Selain menjadi pembicara di sesi pembekalan umum, Novi Herawati, CEO Nusantara Jaya Food yang bergerak di bidang teknologi pengolahan dan produksi pangan dalam kemasan beku (frozen foods), didampingi Widya Hana Sofia, CEO PT Masagenah Group, UMKM yang giat mengelola limbah sawit menjadi produk bernilai tambah yang juga diekspor.


Kemudian Dewi Harlasyanti, CEO PT Diva Prima Cemerlang, yang memanfaatkan limbah rambut manusia menjadi produk bulu mata. Ada juga Maharestu Setyorini, Kepala Departemen Jasa Konsultasi LPEI, yang membagikan informasi tentang pengelolaan keuangan termasuk akses pembiayaan.



 

Keberlanjutan atau sustainability merupakan komitmen dari para mitra binaan Indonesia Eximbank yang menghasilkan produk berkualitas untuk diekspor, dan ditegaskan saat menjelaskan strategi menjangkau pasar potensial.


Direktur Hubungan Kelembagaan LPEI, Chesna F Anwar, mendorong para peserta untuk memperluas jejaring bisnis atau networking usai membuka sesi general mentorship yang juga dihadiri sejumlah penggerak UMKM dari berbagai bidang dan wilayah, serta pengusaha muda perempuan yang tergabung dalam sister-preneurs.


Widya dari Masagenah Group menguraikan awal membangun kesadaran petani kelapa sawit untuk mengumpulkan limbah berupa pelepah kelapa sawit untuk dijadikan barang benilai ekonomi.


Kesadaran kolektif masyarakat menjadi penggerak keberhasilan usaha yang dijalankan Widya bersama desa-desa yang bergabung dan menjalin kerja sama dengan BUMDes.


Kisah yang dibagikan Dewi Harlas pun tak kalah menarik. Ketika akan memulai bisnis bulu mata, Dewi melakukan riset tentang potensi pasar bulu mata, dan nyatanya Indonesia adalah pemasok bulu mata terbesar dunia.


Keseimbangan waktu bersama keluarga menjadi pertimbangan Dewi saat menjajaki bisnis bulu mata kepada sejumlah ibu-ibu yang bermukim di Purbalingga. Waktu yang fleksibel menjadi daya tarik bagi ratusan perempuan untuk bergabung dalam kegiatan memproduksi bulu mata alami buatan Diva Prima Cemerlang.



 

"Kami memberdayakan para perempuan, 90 persen pekerja perempuan, untuk mengerjakannya di rumah masing-masing atau di lokasi yang disiapkan sebagai workshop atau tempat produksi bersama. Mereka memiliki pilihan sesuai dengan kondisi keluarga dan tidak mengorbankan tugas utama sebagai istri ataupun ibu rumahtangga," kata Dewi.


Pada kesempatan yang sama, Trini Tambu, CEO Palantaloom, perancang dan produsen songket yang berpusat di Batu Taba, Sumatera Barat, menjelaskan pentingnya menciptakan keunikan dan pembeda yang berkualitas untuk meningkatkan daya saing produk di negara tujuan ekspor.


Trini yang berhasil mengantarkan tenun songket Palantaloom hingga menempati museum dunia ini, mengedepankan prinsip pemberdayaan perempuan untuk melestarikan budaya dan seni Indonesia secara ramah lingkungan.


Dalam sesi mentorship khusus "Women's Leadership", Trini membantu para pelaku UMKM yang berkonsultasi mengenai material yang digunakan dan strategi menjual tenun lokal.


Ia mengungkapkan bahwa UMKM harus menjaga konsistensi dan kualitas dalam produksinya. Para pembeli internasional akan menjadikan proses produksi yang berkelanjutan, misalnya melalui penggunaan benang pewarna alam dan teknologi ramah lingkungan, sebagai faktor yang turut menentukan pilihan mereka.


Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso, menyampaikan bahwa Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor.


Melalui pertemuan para UMKM berorientasi ekspor seperti perhelatan W20 ini, Riyani berharap LPEI bersama para pelaku usaha dan pemangku kepentingan lainnya akan proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UMKM.


Dari segi dukungan finansial, Indonesia Eximbank membagikan informasi tentang pengelolaan keuangan termasuk akses pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang dapat dimanfaatkan UMKM untuk semakin mendunia.(BG/REL)

TRENDINGMore