MEDANNEWSPERISTIWASUMUT

Paman Sipembunuh Ponakan Siswa SD Belum Ditangkap Polisi

Jumat, 12 Agustus 2022, 13:37 WIB
Last Updated 2022-08-12T06:37:17Z
Rahmat terduga pelaku pembunuh keponakan. 


MEDAN-BERITAGAMBAR :

Sampai sekarang, Rahmat si pembunuh Siswa SD masih berkeliaran dan belum ditangkap polisi.


Rahmat, tersangka pembunuh siswa SD berinisial SRB diklaim mengidap gangguan jiwa.


Tapi anehnya, meski diklaim mengidap gangguan jiwa, pembunuh siswa SD ini masih tahu cara melarikan diri.


"Dari keterangan sejumlah saksi yang kami periksa, ternyata pelaku ini diketahui pernah dirawat di rumah sakit jiwa," kata Kapolsek Sunggal, Kompol Chandra Yudha, Kamis (11/8).


Chandra mengatakan, bahwa tersangka pembunuh siswa SD itu dirawat pada tahun 2021 lalu.


"Meski begitu, nanti akan kami pastikan lagi, apakah gejala itu masih ada," katanya.


Jejak pembunuh siswa SD ada di Kutalimbaru

Rahmat, paman tersangka pembunuh siswa SD berinisial SRB terdeteksi kabur ke Desa Sei mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang.


Menurut Kapolsek Sunggal, Kompol Chandra Yudha, pihaknya menemukan jejak pelaku.


Tersangka pembunuh siswa SD ini meninggalkan motornya di jalaman masjid yang ada di Desa Sei Mencirim tersebut.


"Warga mengaku tidak melihat pelaku. Namun motornya terparkir di jalaman masjid," kata Kompol Chandra Yudha.



Chandra mengatakan, setelah menemukan motor tersebut, polisi sempat menanyai pihak keluarga.


Memang benar, bahwa motor bebek berwarna hitam yang ditemukan polisi di Kutalimbaru sempat dipakai pelaku sebelum membunuh SRB, yang merupakan keponakannya sendiri.


Motor juga tidak dilengkapi dengan penutup rantai.


Untuk saat ini, polisi berupaya mengumpulkan sejumlah rekaman CCTV yang ada di kawasan Kutalimbaru.


Polisi berusaha keras menemukan jejak pelarian tersangka pembunuh siswa SD ini. 


Trauma healing

Kapolsek Sunggal, Kompol Chandra Yudha mengatakan, bahwa sejumlah siswa SD di Yayasan Baiti Jannati mengalami trauma pascapembunuhan SRB.


Sebab, guru dan sejumlah siswa yang ada di ruang kelas melihat langsung, bagaimana tersangka Rahmat menusuk bagian dada korban, persis di areal jantung.


Insiden ini sempat membuat guru dan siswa ketakutan.


Beberapa dari mereka bahkan histeris, saat melihat dada SRB tertembus pisau yang ditancapkan oleh tersangka Rahmat.


"Saat ini kami juga berupaya melakukan pendampingan dalam bentuk trauma healing," kata Chandra.


Ia mengatakan, trauma healing diperlukan, guna menstabilkan kondisi guru dan para siswa yang melihat langsung pembunuhan SRB.


Chandra memohon doa dan dukungan, agar pelaku bisa segera ditangkap.(BG/MED)

TRENDINGMore