EKONOMINEWSSUMUT

Pemko Tebingtinggi Peroleh WTP 4 Kali Berturut-turut

Kamis, 03 November 2022, 21:29 WIB
Last Updated 2022-11-03T14:29:54Z

 

Pj Walikota Tebingtinggi, Muhammad Dimiyathi, S.Sos M.TP menerima penghargaan Opini WTP dari Gubernur Sumatera Utara, H Edy Rahmayadi.

TEBINGTINGGI-BERITAGAMBAR : Pemerintah Kota (Pemko) Tebing Tinggi kembali meraih penghargaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia (RI) opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2021.



Penghargaan ini sudah diterima oleh Pemko Tebing Tinggi sebanyak empat kali berturut-turut.



Penyerahan WTP diterima langsung oleh Pj Wali Kota Tebing Tinggi Muhammad Dimiyathi, dan diserahkan oleh langsung Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi bersama Kepala Kantor wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumatera Utara, Kementerian Keuangan RI, Heru Pudyo Nugoroho di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, Kamis (3/11).



"Predikat membanggakan ini akhirnya kita terima kembali, tentu ini akan menjadi motivasi dan pedoman Kota Tebing Tinggi untuk menyajikan dan mengelola keuangan daerah sesuai standar penyusunan dan pengelolaan", kata Muhammad Dimiyathi.



"Terima kasih kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI dan Bapak Gubernur Sumatera Utara yang sudah menyerahkan penghargaan WTP ini. Kita bersyukur Pemkot Tebing Tinggi 4 berturut-turut meraih WTP dari BPK-RI", ungkap Dimiyathi. 



Pj Wali Kota Tebing Tinggi berharap agar predikat yang diraih ini tetap terjaga, serta menyampaikan kepada semua OPD pada jajaran Pemko Tebing Tinggi untuk terus berkomitmen mengelola keuangan dengan baik.



“ Kepada semua OPD Pemko Tebingtinggi harus terus berkomitmen dalam penyelesaian rekomendasi BPK atas laporan keuangan", harap Dimiyathi.



Kemudian, Dimiyathi juga berharap agar pada masa mendatang, raihan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada pemerintah daerah dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menjadi sesuatu yang wajar dan tidak lagi menjadi kebanggaan. Karena itu butuh kolaborasi guna mewujdukan capaian yang lebih baik.



Dengan kesesuaian format pengelolaan dan laporan keuangan berdasarkan aturan, tentu langkah selanjutnya adalah menselaraskannya dengan implementasi dalam mensejahterakan masyarakat, sehingga ada evaluasi dan membuat lebih baik dari tahun ke tahun, Katanya.



Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara (Sumut) H Edy Rahmayadi mengatakan bahwa perolehan opini WTP bukan merupakan kepentingan Pemerintah Provinsi (Pemprov) saja, melainkan seluruh kabupaten/kota. Sebab satu daerah saja tidak sesuai, akhirnya satu provinsi menjadi cacat. Karena menjalankan pemerintahan ini merupakan kolaborasi dari semua, untuk mewujudkan rakyat sejahtera.



“Saya bukan ingin memubuat anda malu, tidak. Ini bukan soal malu atau tidak, kita turun, apa yang bisa kita bantu, apa yang bisa kita lakukan, itu yang saya katakan. Ada namanya insentif fiskal, ada satu persyaratan, misalnya Medan, wajib 5 kali WTP baru anda dapat insentif. Bukan karena belas kasihan,” tegas H Edy Rahmayadi.



Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumatera Utara, Kementerian Keuangan RI, Heru Pudyo Nugoroho menyampaikan bahwa tema Rakor ini adalah "Akuntabilitas Laporan Keuangan, Tingkatkan Kinerja, untuk Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat". 



Melalui rakor ini, ia berharap dapat membuka wawasan sekaligus pemahaman yang komprehensif tentang apa itu akuntabilitas keuangan dan kinerja sehingga terwujud satu kesatuan langkah dan sinergi kepada seluruh pengelola keuangan baik itu APBN maupun ABPD, karena lingkupnya adalah keuangan negara. 



"Sehingga penguatan secara akuntabilitas ini perlu secara berkesinambungan terus kita tingkatkan agar pengelolaan keuangan negara dapat berkontribusi secara nyata untuk pembangunan,” kata Heru Pudyo Nugroho.



Lebih lanjut, Heru Pudyo Nugoroho menjelaskan, raihan opini WTP merupakan salah satu saja dari indikator baiknya tata kelola keuangan negara. Setidaknya ada 4 syarat untuk raihan opini WTP. Pertama kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintah. Kedua, kecukupan pengungkapan, dimana semua bisa diungkap, karena itu semua keuangan publik dan hak publik untuk tahu apa yang dikelola dari keuangan negara itu. Ketiga, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan yang terakhir adalah efektifitas sistem pengendalian internal yang baik.



“Ini harus menjadi komitmen kita utuk pengelolaan keuangan daerah yang lebih akuntabel dan transparan", harap Heru Pudyo Nugroho.



Menurut Heru Pudyo Nugoroho, kepentingan meraih WTP adalah untuk menggambarkan citra positif yang menunjukkan bahwa pemerintahan telah dikelola secara akuntabel dan menjadi indikator pemerintahan yang baik.



“Karenanya kami mohon perhatian khusus untuk soal ini. Sehingga WTP itu tidak hanya sekadar penghargaan,” jelas Heru Pudyo Nugroho.



Dari kegiatan tersebut, Kanwil DJPb Sumut Kementerian Keuangan memberikan penghargaan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W) 2022 kepada lembaga verikal pemerintah pusat serta pemerintah kabupaten/kota.

(BG/TT)





TRENDINGMore