NEWSPERISTIWASUMUT

Warga Bukit Gayo Demo, Aktivitas Pekerjaan Proyek SMAN Plus Di Besitang Terhenti

Jumat, 18 November 2022, 15:17 WIB
Last Updated 2022-11-18T08:17:26Z
Para buruh bangunan bagian pengecoran di proyek SMAN Plus di Kel. Kampung Lama, Kec. Besitang, memilih pulang akibat aksi demo warga.


BESITANG-BERITAGAMBAR : 

Warga Lingk VI Bukit Gayo, Kel. Kampung Lama, Kec. Besitang, Jumat (18/12), melakukan aksi demo karena ruas jalan hancur lebur akibat dilintasi truk angkutan material untuk pembangunan proyek SMAN Plus.


Masyarakat melarang seluruh angkutan berat beroperasi untuk menyuplay berbagai material bangunan ke lokasi proyek Pemprovsu yang tengah berjalan, karena mereka tidak ingin infrastruktur jalan di daerah mereka menjadi bertambah hancur. 


Warga saat itu memasang rintangan dengan menumpukan pelapah kelapa sawit persis di badan jembatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk larangan agar seluruh kenderaan yang mengangkut material tidak diberi melintas sebelum jalan diperbaiki.


Rahmawati, seorang warga mengatakan, anak-anak sering tak dapat pergi ke sekolah karena baju mereka terkena lumpur. "Bagaimana mau sekolah, baju anak cuma satu pasang," ujarnya seraya mempertanyakan kenapa selama ini kerusakan jalan dibiarkan.


Pantauan Waspada, ruas jalan menuju lokasi proyek rusak parah. Kenderaan roda dua saja susah untuk menembus ke lokasi proyek SMA Negeri Plus karena sepanjang ribuan meter badan jalan hancur dipenuhi lumpur yang cukup tebal.


Akibat aksi demo warga, aktivitas pekerjaan untuk pembangunan tahap dua SMAN Plus terhenti. Buruh bangunan dari perusahaan kontraktor CV Nauval Jaya Abadi dan CV Bintang Buana saat itu tidak melanjutkan pekerjaaan.


Bahkan, sebagian pekerja bagian pengecoran milih pulang ke Medan. Padahal, proses pengecoran di salah satu bangunan di lantai dua sudah sempat berlangsung. "Kami harus pulang karena truk molen pengangkut semen tidak bisa masuk," kata seorang buruh.


Humas proyek, Sauli Lubis kepada Waspada mengatakan, pihaknya sudah bertikad baik untuk perawatan jalan. "Pekan lalu, saya temui lurah membicarakan rencana normalisasi parit, pengerukan bukit dan pekersan jalan, tapi hingga kini tidak ada respon," katanya. 


Ia mengaku, ia sudah lima kali menelphone Lurah Kampung Lama dan sekali mengirim pesan lewat aplikasi WhatsApp untuk menindak lanjuti rencana perbaikan jalan, tapi lagi-lagi tak direspon. "Kita pusing, pemerintah setempat sepertinya kurang tanggap," katanya.


Sauli menambahkan, masalah pembenahan infrasrtuktur sudah ia bicarkan dengan pihak PU Binamarga dan Gubsu Edy Rahmayadi. "Anggaran untuk perawatan jalan sudah siap, tapi dukungan pemerintahan setempat untuk eksekusi dirasakan masih kurang," tukasnya.


Lurah Kampung Lama Jamaluddin dimintai konfirmasinya menyangkal kalai ia disebut tidak respon. "Ini tidak benar," tegasnya seraya menuding kerusakan jalan ini murni perbuatan kontraktor dan kondisi ini sudah terjadi sejak tahun 2020. 


"Untuk perbaikan kerusakan jalan ini obatnya cuma satu, yakni serakan 50 dump truck sirtu," ujarnya sembari menambahkan, ruas jalan ini dijanjikan mau diaspal tahun 2022 ini, tapi Alhamudulillah sampai sekarang belum ada terealisasi.


Sebelumnya, kerusakan jalan yang memicu aksi demo juga terjadi di Kec. Pangkalansusu. Kirana, salah seorang tokoh masyarakat desak Gubsu, DPRDSU, Plt Bupati Langkat, dan DPRD Langkat untuk mengatasi permasalahan ini.


"Kepala daerah dan wakil rakyat harus respek dan jangan menutup mata atas keresahan warga. Masalah kerusakan infrastruktur ini sudah berlangsung cukup lama, tapi belum ada perhatian dari pengambil kebijakan," katanya.


Menurut dia, daerah Pangkalansusu termasuk daerah potensial yang menyumbang devisa negara dari sektor minyak dan gas, termasuk sektor energi listrik PT PLN, tapi ironisnya, pembangunan infrastruktur jalan sepertinya terabaikan. (BG/LKT)



TRENDINGMore