Dariyus M Sinulingga. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Pemerintah mengungkap strategi cerdas menghadapi ancaman longsor di Sumut. Menyikapi serangkaian bencana alam, terutama longsor, ia menjelaskan secara menyeluruh tentang kondisi tersebut.
Hal itu disampaikan Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda dari BPBD Sumatra Utara (Sumut), Dariyus M Sinulingga, Selasa (6/2/2024).
“Longsor, yang termasuk bencana hidrometeorologi, dipicu oleh curah hujan sering dan intensitas tinggi. Titik rawan longsor di Sumut berada di sepanjang bukit barisan dan di jalinsum, dengan kemiringan tanah terjal dan kelembaban sebagai pemicu tanah jenuh air saat hujan lebat,” ujarnya.
BPBD Sumut memberikan imbauan kepada Pemkab di wilayah rawan bencana, dengan beberapa anjuran praktis:
Pertanian atau perkebunan di kemiringan terjal disarankan menggunakan metode terasering.
Ladang atau kebun di kemiringan terjal dikelola setelah 3 hari hujan lebat untuk stabilisasi air tanah.
Hindari pemukiman dan lahan pertanian atau perkebunan dekat tebing.
Masyarakat sekitar Bukit Barisan diharapkan siap siaga, membentuk tim monitoring saat cuaca buruk. Areal hulu bukit memiliki embung alami yang, jika pecah akibat longsor, bisa memicu banjir bandang.
Di sepanjang jalan lintas Sumatra (Jalinsum), papan informasi di titik rawan longsor menjadi langkah penting untuk panduan pengemudi. Dariyus menekankan urgensi imbauan ini karena titik rawan longsor perlu pengawasan kontinu untuk mitigasi risiko yang efektif. (BG/MED)