13 Grup SMP Siantar Ikuti Festival Perlombaan Taur-taur. |
PEMATANGSIANTAR-BERITAGAMBAR :
Wali Kota Pematangsiantar Susanti Dewayani membuka Festival Perlombaan Taur-taur Tingkat SMP Kota Pematangsiantar tahun 2024, Rabu (11/9/2024). Festival akan berlangsung selama dua hari.
Susanti menyampaikan, festival merupakan salah satu upaya memperkenalkan budaya Simalungun kepada generasi muda, sekaligus melestarikannya. Sebab kebudayaan merupakan harta dan peninggalan leluhur yang nilainya tidak terhingga.
“Festival ini baru pertama di Kota Pematangsiantar, khususnya bagi siswa SMP,” ucapnya di Ruang Serbaguna Pemko.
Dikatakan, Pemko Pematangsiantar terus berusaha mengembangkan budaya lokal, terutama budaya Simalungun yang merupakan warisan dengan nilai tak terhingga.
“Mohon kerjasama dan bimbingan serta arahan dari pemangku adat untuk memberikan masukan kepada kami. Terima kasih kepada Partuha Maujana Simalungun dan lainnya,” katanya.
Kepada siswa peserta festival perlombaan, ia berpesan kegiatan bukan tentang soal menang atau kalah. Terpenting ikut berkontribusi dalam melestarikan budaya Simalungun.
Pada kesempatannya, Susanti mengaku lega dan bahagia karena pembangunan Monumen Raja Sianțar, Sang Naualuh Damanik dapat dilanjutkan dengan lokasi di Jalan Sutomo di dekat Taman Makam Pahlawan (TMP) Nagur dan seputaran Ramayana Department Store.
Ia berharap, di Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Pematangsiantar tahun 2025, monumen sudah berdiri megah dan diresmikan. “Mohon doa restu dari semua pihak,” pungkasnya.
Sementara itu, Pemangku Adat Cendikiawan Simalungun, Sarmedi Purba dalam sambutannya mengaku bangga ada festival perlombaan taur-taur tingkat SMP Kota Pematangsiantar. Ia mengaku perlombaan tersebut sangat terkesan.
“Ini sangat mengesankan. Saya menjadi siswa SMP tahun 1953-1956 di Pematangsianțar. Saat itu baru ada dua SMP di Pematangsiantar. Setelah saya lulus SMP, baru ada lagi SMP di Jalan Kartini,” terangnya.
Taur-taur, kata dia, bukan sekadar sebagai media komunikasi di antara muda-mudi. Namun juga curahan hati (curhat) kepada orang yang telah meninggal dunia. Salah satunya tentang hal yang mereka alami bersama.
Sarmedi juga mengucapkan terima kasih dan menyampaikan apresiasi kepada siswa SMP yang sudah memahami dan mampu melakukan Taur-taur.
“Saya gembira. Semoga ini bisa menambah pengetahuan tentang budaya Simalungun bagi para pemuda. Kalau tidak tau asal-usul kita, tidak akan bisa besar dan pintar,” sebutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik), M Hamdani Lubis dalam laporannya menerangkan festival diikuti 13 grup dari SMP yang ada di Kota Pematangsiantar. Tujuannya untuk membangkitkan kembali khasanan kearifan lokal yang sudah mulai ditinggalkan.
“Dengan festival ini, kita tahu bagaimana sebenarnya Taur-taur. Bisa menjadi contoh filosofi dan pesan,” ujarnya.
Tujuan lainnya, melestarikan kesenian dan budaya Simalungun dalam upaya melestarikan cagar budaya tak benda.
“Semoga gaung budaya dan adat istiadat Simalungun bisa bangkit kembali. Generasi muda akan tahu Kota Pematangsiantar memiliki banyak keanekaragaman budaya. Kita perjuangkan yang terbaik untuk Kota Pematangsiantar,” tandasnya. (BG/PS)