Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo |
LANGKAT-BERITAGAMBAR :
Polsek Hinai mengamankan pelaku pembakaran terhadap Adab Auli Rizki (19) pengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur di Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.
Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, pelaku yang diamankan adalah ABH. Dia ditangkap berawal dari kejelian penyidik yang menemukan kejanggalan pada saat melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan interogasi awal.
“Kami melihat ada kejanggalan sehingga melakukan pendalaman. Jadi saksi yang melihat peristiwa itu pertama kali, justru itulah kami duga sebagai ABH yakni FAZ (17) yang juga santri di Ponpes tersebut,” ujarnya, Rabu (9/10/2024).
David menjelaskan, kronologis kejadian berawal dari saksi yang menyatakan pada tanggal 5 Oktober 2024 sekitar pukul 03.00 WIB, ada seseorang tidak dikenal lari dari dalam masjid menuju perkebunan.
Hal itulah yang mengundang saksi untuk melihat ke dalam masjid dan ternyata ada kamar marbot masjid sebagai tempat istirahat terbakar dan kemudian saksi meminta tolong kepada santri lainnya dan kemudian mendobrak pintu dan menyelamatkan korban.
“Itulah alibi yang dibangun diawal oleh saksi, namun setelah kita melakukan pendalaman tidak seperti itu kejadiannya,” ungkapnya.
Beberapa hari sebelum kejadian, pelaku juga diketahui meminta tolong kepada santri junior untuk membeli pertalite dengan alasan lain. Kemudian ABH yang sedang piket jaga malam, melihat korban sedang lengah dan dia mengambil ambal kemudian menyiramkan ambal dengan pertalite dan memasukkannya ke dalam kamar dilanjutkan dengan menyulutkan dengan api.
Setelahnya, ABH menyampaikan kepada santri yang juga sedang jaga malam bahwa seolah-olah ada orang yang lari ke perkebunan seperti cerita yang dimanipulasi olehnya.
David menyebut, untuk saat ini motif pelaku melakukan hal tersebut karena sakit hati sering dibully korban.
Untuk motifnya, sebut Kapolres Langkah, bahwa si ABH ini memang sakit hati terhadap korban karena sering dibully, yakni bullyan dimaksud secara fisik dan yang lainnya.
“Motifnya dendam dan sakit hati, karena sering dibully oleh korban dan diduga juga merasa sering difitnah serta diadu domba, yang membuat ABH dimarahin dan ditegur sama pimpinan pondok pesantren,” tukasnya. (BG/LKT)