![]() |
Gubernur Sumatera Utara Bobby A Nasution. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengusulkan pengurangan hari sekolah sebagai upaya mengatasi maraknya kenakalan remaja di wilayahnya. Usulan ini mencuat menyusul meningkatnya kasus tawuran pelajar dan aktivitas geng motor yang melibatkan siswa sekolah menengah.
Menurut Bobby, kebijakan tersebut bertujuan memberi ruang lebih bagi siswa untuk berinteraksi dengan keluarga dan memperkuat pendidikan karakter di rumah. Ia mengusulkan agar siswa libur setiap hari Sabtu, sehingga sistem pembelajaran hanya berlangsung lima hari dalam seminggu.
“Kita ingin remaja punya lebih banyak waktu bersama keluarga. Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga orang tua,” ujar Bobby dalam keterangannya di Medan, Selasa (21/5/2025).
Usulan ini juga diinspirasi oleh pendekatan serupa yang pernah diterapkan oleh mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirim remaja bermasalah ke barak militer. Meski demikian, Bobby menegaskan pihaknya masih mengkaji berbagai opsi penanganan kenakalan remaja secara lebih komprehensif dan manusiawi.
Menanggapi hal ini, pengamat kebijakan publik Elfenda Ananda menilai rencana tersebut harus didasarkan pada kajian yang matang. Ia menekankan bahwa penyebab kenakalan remaja tak bisa disederhanakan hanya dari sisi aktivitas sekolah, melainkan juga lingkungan sosial dan ekonomi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumut, Salman Alfarisi, meminta Pemerintah Provinsi melakukan kajian mendalam sebelum menerapkan sistem lima hari sekolah. Ia menyoroti pentingnya mempertimbangkan aspek psikologis, sosial, dan ekonomi siswa agar kebijakan tidak berdampak negatif.
Hingga kini, kebijakan tersebut masih dalam tahap wacana dan kajian. Pemprov Sumut berencana melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah, orang tua, dan masyarakat, sebelum mengambil keputusan final terkait implementasi pengurangan hari sekolah.(BG/MED)