NEWSSUMUT

Banjir di Batubara, Tanaman Warga Terancam Gagal Panen

Selasa, 08 Desember 2020, 18:03 WIB
Last Updated 2020-12-08T11:07:46Z
Kondisi air memenuhi Dam/Irigasi Cahaya Pardomuan dan nyaris meluber ke beram dan jalan kabupaten sekitar. 


BATUBARA-BERITAGAMBAR.COM
Banjir hingga kini masih menggenangi sejumlah Desa Padang Genting, Rawa Dolik Desa Air Hitam, Benteng dan Sumber Tani Kec Talawi, Datuk Lima Puluh dan Datuk Tanah Datar, Kab Batubara, Selasa (8/12).

 

Kendati menggenangi ratusan rumah warga, namun ketinggian air sudah jauh berkurang dan tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari di rumah,  kecuali petani diantaranya masih enggan turun keladang karena banjir.


Selain itu tanaman padi dan palawija berupa cabe dan lainnya rusak digasak banjir, berikut binatang/hewan ternak hilang dan mati sehingga kerugian diderita penduduk mencapai ratusan juta rupiah.


Menurut J Sinaga banjir tidak saja menggenangi kawasan pemukiman warga dan sarana umum jalan desa dipedalaman, namun sedikitnya 356 haktare areal sawah/kebun tergenang air.


"Kita perkirakan ada beberapa haktare tanaman padi dan palawija rusak dan mati digasak banjir. Belum lagi binatang piharaan/ternak bebek, ayam dan jenis unggas lain yang hilang dan mati selama banjir terjadi.


 Sedangkan bantuan bibit maupun ternak sejauh ini belum ada diterima dan masih tahap didata oleh pihak desa,"tukas J Sinaga dan  Amrin warga Desa Padang Genting.


Padahal lanjut warga berbagai program pemerintah sedang bergulir dalam upaya pemulihan ekonomi nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.


Bentuk bantuan tersebut tidak saja dibidang pembangunan sarana pasar dan peralatan pendukung bagi industri kecil menengah (IKM) yang dimulai dari UMKM. Salah satu disampaikan Presiden RI Joko Widodo, namun bisa juga bentuk hewan ternak, sepanjang dapat meningkatkan ekonomi sebagaimana dijelaskan Bupati Batubara Ir H  Zahir, MAP pada pemberian bantuan alat pendukung kepada kelompok IKM.


"Ini jangankan memberi bantuan bibit  maupun ternak kepada warga. Pimpinan OPD atau aprarat tehnis yang membidangi tidak mereka kenal karena tidak kelihatan mendata. Jika pun ada melakukan hanya aparatur desa sebagai bahan laporan ke tingkat kecamatan,"ujarnya.


Banjir bolak balik terjadi setelah surut,  kembali lagi menggenangi desa akibat tingginya hujan.


  " Nasib baik pasca banjir sebelumnya Pemkab Batubara melalui Dinas PUPR menurunkan alat berat menggali  mendalamkan sungai, sehingga genanggan banjir berangsur surut terbuang ke laut. Jika tidak, bisa-bisa tingkat banjir parah karena alur sungai menyempit oleh akar dan tanaman kayu membuat tertahan. 


Kondisinya kini sudah cukup baik, setelah adanya pengerjaan normalisasi pendalaman sungai dilakukan," ujarnya.
 

Kendati demikian banjir tetap tak terhampang sebab posisi desa berada di bawah, sehingga hujan melanda kawasan atas bagian hulu menjadi sasaran genangan air." Makanya desa kami kerap banjir dan meluas ke kawasan perbatasan desa tetangga Rawa Dolik Desa Air Hitam karena tingginya debit air yang datang baik berasal dari aliran sungai Dam/Irigasi Cahaya Pardomuan yang saat ini kondisinya dipenuhi air nyaris meluber ke beram dan badan jalan ," terangnya.


 Kepala Desa Padang Genting Suhaimi mengakui pihaknya telah mendata warga yang terdampak banjir baik areal persawahan dan kebun yang terendam, sedikitnya 356 hektare, termasuk tanaman padi dan palawija.


Selain kerugian hewan ternak di 9 dusun dari 10  dusun didesanya dengan kerugian ekonomi di derita warga mencapai ratusan juta rupiah.

  Sedangkan data laporan bencana banjir tersebut telah disampaikan ke tingkat kecamatan dengan harapan adanya perhatian terhadap warga terdampak banjir maupun membenahi parit dan akses jalan yang rusak.(net)

  


TRENDINGMore