HUKUMKRIMINALMEDANNEWSPERISTIWA

Rina Simanungkalit Disiksa Temannya

Jumat, 23 April 2021, 15:05 WIB
Last Updated 2021-04-23T08:06:57Z

 

Tangkapan layar/Rina Lesmana Boru Simanungkalit korban penyiksaan oleh temannya

MEDAN-BERITAGAMBAR :

Tindak pidana kekerasan, penganiyaan dan penyekapan di alami Rina Lesmana Boru Simanungkalit warga Tangguk Bongkar 6 Kecamatan Mandala Kota Medan.


Ibu beranak 2 berstatus single parent (janda) ini mengaku kerap mengalami siksaan dari pelaku Maniur Sihotang (43), seorang pria paruh baya warga Jalan perguruan Mandala, Kota Medan, yang tidak lain adalah teman dekat korban.


Setelah berhasil diselamatkan dan berada di rumah kepala lingkungan 2 Tegal Sari Mandala 2 di Jalan Tangguk bongkar 1, korban menceritakan bagaimana dirinya bisa selamat dari ancaman kematian, akibat kekerasan dan penyekapan yang dilakukan pelaku Maniur.


Dengan luka lebam diseluruh tubuh dan bagian wajah tepatnya di pipi sebelah kiri dan kepala berlumuran darah, serta masih terikat kalung rantai besi di lehernya, korban menangis histeris atas kejadian yang dialaminya.


"Saya kemari mau melapor pak dan meminta perlindungan, ada teman pria saya menyekap dan menyiksa saya secara sadis. Serta menegaskan ingin membunuh saya. Saya lari ketika pelaku saya lihat tertidur," kata Rina Simanungkalit sapaan akrabnya.


Korban mengaku, awal penyiksaan ini secara terus menerus dialaminya sejak dirinya menolak perasaan dan ajakan jalinan asmara pelaku Maniur untuk berumah tangga pada pekan lalu disebuah kos-kosan Jalan Tangguk Bongkar, yang merupakan rumah warisan ibu pelaku.


Selain kasar, lanjut korban, pelaku Maniur juga diduga pengguna narkoba dan hal itu baru diketahui korban beberapa bulan kemudian.


Oleh karena itu, korban mulai membuat jarak hubungan mereka.


Tepat pada Selasa (20/4/2021), penyiksaan keras dan penyekapan dialami korban di rumah kos-kosan tersebut.


"Beberapa bulan lalu, saya jaga jarak dengan pelaku. Tetapi pelaku nekat, mendatangi rumah orangtua saya dan menculik anak saya bernama Dian (7) serta menjadikan anak saya sandera agar menuruti keinginannya. Bahkan anak saya Dian mengalami kekerasan dengan ditunjang dari atas lantai 2," beber korban.


Korban Rina Boru Simanungkalit memaparkan, insiden kekerasan kepada anaknya berhasil dilaporkan ayahnya kepada pihak kepolisian.


Akan tetapi, pelaku semakin nekat melakukan penyiksaan dan bahkan akan membunuh seluruh keluarga korban, jika Rina Boru Simanungkalit tidak mau mencabut laporannya dan berdamai dengan pelaku.


"Saya takut sekali pak, tolong pak dampingi saya mengadu ke polisi. Kepala saya pecah, kaki dan sejumlah tubuh saya di tikam pakai obeng dan tang. Bahkan punggung saya dihantam pakai rantai besi ini," ujar korban sembari menunjukkan bagian lebam serta rantai besi yang terkunci gembok, melekat di lehernya layaknya seekor binatang.


Ditanya kepada Rina, keberadaan kunci gembok rantai besi yang melekat dilehernya. Rina mengaku, kunci disimpan di bagian saku kantong celana pelaku.


Dengan berbagai macam cara, korban berhasil meloloskan diri hingga dirinya tidak memifikirkan lagi membuka gembok tersebut.


Korban hanya fokus menyelamatkan nyawanya.


"Kuncinya dikantong sakunya pak. Biar saya ga lari. Pas dia terlelap tidur, saya kabur dengan rantai besi yang terkunci gembok dileher"pungkasnya.


Dilokasi yang sama, Ayah Korban Sihar Simanungkalit (64) yang sebelumnya dijemput warga dari kediamannya di jalan Tangguk Bongkar 8 Tengah, Mandala, membenarkan kekerasan yang dialami putrinya.


Sihar Simanungkalit mengatakan, perilaku bejat pelaku diduga akibat mengonsumsi narkoba nekat mengancam dirinya serta melakukan kekerasan terhadap cucunya Dian.


"Kami orang miskin, mereka orang kaya pak, dulu cucu saya disiksa, dan laporan kami ke pihak polisi disuruh cabut. Boru saya ini bodoh pak, mau dia mencabut karena takut. Kalau saya sudah siap mati untuk berjuang," kata Sihar menangis histeris.


Tak hanya itu pak, akibat penyekapan itu serta upaya pelaku menguasai korban Rina Boru Simanungkalit yang merupakan putri kandungnya, sehingga membuat nasib dan masa depan cucunya hancur.


Dulu putri saya kerja disarang walet, dan pulang kerja kerumah saya di Tangguk Bongkar 8.


Belakangan ini, korban dilarang pulang kerumah saya oleh pelaku.


"Saya sudah tua pak, anak korban 2, sementara saya tidak bisa bekerja lagi. Akhirnya, cucu saya putus sekolah," katanya.


Sihar berharap keadilan berpihak pada putrinya. Agar kasus kekerasan dan penyekapan yang dialami putrinya tersebut.


Ia berharap kasus ini bisa sampai persidangan.


Agar pelaku diberikan hukuman berat dengan perbuatan pelaku terhadap putri dan cucunya.


"Cucu saya Dian sampai menangis mengatakan, jika sudah dewasa nanti akan membalas perbuatan pelaku MS terhadap dirinya dan ibunya," ujarnya.(BG/NEt)





TRENDINGMore