NEWSSAMOSIR

Wakil Ketua DPRD Samosir Ikuti FGD Melacak Jejak Budaya Menetap Batak Toba

Rabu, 28 April 2021, 20:02 WIB
Last Updated 2021-05-14T05:09:47Z

 

Wakil ketua DPRD Samosir Pantas Marroha Sinaga, menjadi narasumber FGD "Melacak Jejak Budaya Hidup Menetap Masyarakat Batak Toba".

SAMOSIR-BERITAGAMBAR :

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Samosir Pantas Marroha Sinaga, mengikuti Focus Group Discussion (FGD) “Melacak Jejak Budaya Hidup Menetap Masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir,” di Hotel Aek Rangat Kelurahan Pangururan, Rabu (28/4).


Diskusi yang dilakukan Badan Aerkologi Sumut, kata Pantas adalah membahas dan meneliti jejak peradaban Batak Toba di Samosir yang memang dianggap sudah mulai luntur.


“Hal ini sudah perlu kita seriusi untuk dilakukan penelitian-penelitian bahwa dari mana dan kemana tempat tinggal Batak Toba yang ada di Kabupaten Samosir,” kata politisi Nasdem ini.


Sehingga dukungan masyarakat dalam penggalian peradaban jejak orang Batak di Kabupaten Samosir, sangat dibutuhkan. “Dan itu yang saya sampaikan tadi dalam diskusi beberapa hal yang saya ketahui terkait peradaban jejak orang Batak,” tambah Pantas.


Menurutnya, bersinergi dengan semua pihak untuk berkarya nyata bahwa sejarah budaya, asal usul itu sangat perlu dijaga dan pelihara. “Inilah aset Kabupaten Samosir yang sangat berharga. Samosir ini tanpa budaya, tanpa sejarah tanpa situs, saya rasa Samosir ini tak ada apa-apanya,” lanjut Wakil Ketua DPRD Samosir.


Dalam diskusi tersebut katanya disepakati bahwa Sianjurmulamula adalah titik nol. “Tapi kenapa kita tidak mencoba sesuatu hal untuk mengangkat itu kembali. Kearifan lokal dan budaya yang ada di Samosir ini kita gali kembali dan bisa kita pertunjukkan dan ceritakan kepada orang-orang yang datang ke Samosir,” tutur Pantas.


Dirinya pun sangat berterimakasih kepada Balai Arkeologi, karena telah melakukan penelitian di Kabupaten Samosir mencoba mencari jejak perkampungan-perkampungan seperti di Kecamatan Sitiotio, Sianjur Mulamula, Onanrunggu, Simanindo dan seluruh kecamatan di Samosir.


“Karena 2 minggu ini mereka melakukan penelitian dan sosialisasi, apakah masyarakat senang apa yang dilakukan arkeolog dalam melakukan penelitian di desa masing-masing,” sambungnya.


Pantas menyebut, ada rumah yang sangat tua dan perlu perhatian dari pemerintah. “Juga dari pihak arkeolog, Disbudpora bahwa itu perlu dijaga dan dipelihara,” pungkasnya.


Sementara itu, Yance selaku Ketua Tim Penelitian Arkeologi dalam hal melacak jejak budaya hidup menetap Masyarakat Batak Toba di Pulau Samosir mengatakan, diskusi dilaksanakan dengan mengundang Dinas Kebudayaan Kabupaten Samosir, pemerhati budaya dari DPRD Samosir dan juga tokoh masyarakat yang punya apresiasi tinggi terhadap budaya di Samosir.(BG/TS)


TRENDINGMore