![]() |
Josua Hutagalung, pemilik batu meteor yang ditemukan di Tapteng foto bersama Mr. Jared seorang WNA yang membeli batu meteor tersebut seharga Rp.200juta. |
TAPTENG-BERITAGAMBAR.COM
Batu Meteor seberat 2,2 Kilogram yang jatuh menghantam atap rumah Josua Hutagalung, warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapteng, ternyata sudah laku terjual kepada seorang Bule yang tinggal di Bali.
Batu meteor yang jatuh menimpa rumahnya awal Agustus 2020 lalu disebut-sebut laku terjual hingga puluhan miliar rupiah.
Namun, Josua memastikan itu tidak benar. Pria yang bekerja sebagai perajin peti mati ini mengatakan, batu meteor yang sempat menghebohkan warga sekitar tempat dia tinggal itu memang telah dibeli seorang Warga Negara Asing (WNA) yang mengaku bernama Mr. Jared.
"Sudah laku terjual bang seharga Rp 200 juta kepada seorang bule,” kata Josua Hutagalung Jumat (20/11).
Josua pun mengklarifikasi lantaran disebut-sebut kaya mendadak setelah menjual batu meteor tersebut.
Menurutnya, uang hasil penjualan batu meteor tersebut digunakannya untuk kegiatan amal dan renovasi dapur rumah peninggalan orang tuanya.
"Ada berita katanya batu itu laku 26 milyar, itu tidak benar, batu itu laku hanya 200juta," ujarnya.
Namun belakangan, Josua mengetahui jika batu meteor tersebut dijual kembali kepada seorang kolektor dari Amerika Serikat dengan harga 1,4 juta poundsterling (sekitar Rp 26 miliar) seperti yang diberitakan oleh The Sun salah satu media di Inggris.
Menurut The Sun, setelah analisis, meteorit tersebut diklasifikasikan sebagai CM1/2 karbonan Chondrite, varietas yang sangat langka yang diyakini para ilmuwan mengandung asam amino unik dan elemen primordial lain yang diyakini menjadi benih kehidupan di awal tata surya.
Diberitakan Waspada sebelumnya, sebongkah batu besar seberat 2,2 kg dikabarkan jatuh dan menimpa rumah seorang warga di Dusun Sitahan Barat, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Sabtu (1/8).
Batu itu disebut-sebut adalah meteorid yang jatuh dari langit/angkasa.
Josua menceritakan, saat itu dia dan istrinya mendengar dentuman keras diatap rumah mereka. Setelah di chek, ternyata ada sebongkah batu yang menghantam atap samping rumahnya.
“Saya dan istri melihat tanah di samping rumah kami mengering, airnya sepertinya terhisap oleh batu itu,” tutur Josua.
Pasca peristiwa tersebut, dia sempat membiarkan batu meteor itu cukup lama berada di dalam tanah samping rumahnya, bahkan hingga pukul 21.00 Wib, batu itu masih terasa hangat.
“Saat kami angkat dan timbang, beratnya sekitar 2,2 kg. Lalu batunya kami simpan karena kami menilai langka dan jarang,” ungkapnya. (net)