EKONOMIMEDANNASIONALNEWSSUMUT

Pengelola Bus Sejahtera Anggap Pemerintah Tak Adil Soal Larangan Mudik

Kamis, 06 Mei 2021, 06:41 WIB
Last Updated 2021-05-05T23:41:05Z
Martua Ambarita saat bercerita tentang larangan mudik yang berimbas pada pendapatan perusahaannya di Terminal Terpadu Amplas.


MEDAN-BERITAGAMBAR :

Bus Sejahtera resmi akan berhenti beroperasi menyikapi Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 13 Tahun 2021 Tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). 


Diketahui, Bus Sejahtera dari 6 Mei 2021 sampai 17 Mei 2021 tidak beroperasi melayani trayek Ajibata - Parapat - Pematangsiantar - Tebing Tinggi - Medan, sebagaimana mestinya.


"Ya hari ini terakhir bus kita beroperasi. Kondisi penumpang biasa - biasa aja. Paling naik 5 persen dari sebelumnya," kata Manajemen bus Sejahtera Martua Ambarita, Kamis (6/5). 


Armada bus Sejahtera yang beroperasi untuk di hari terakhir ini sebanyak 22 unit dengan tujuan Parapat dan Ajibata. Sementara seluruh bus yang tersedia sebenarnya ada 40 unit. 

Dia menjelaskan selama penyekatan untuk Idul Fitri belajar dari tahun sebelumnya akan ditutup sampai batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah.


Sementara untuk jalur pengiriman barang atau ekspedisi akan tetap berjalan. 


"Kita harap untuk perusahaan lain juga tidak ada beroperasi. Plat hitam ini atau angkutan liar jangan ada yang diam - diam berjalan," sebutnya. 


Ia tegaskan jangan sampai mobil liar berplat hitam tidak ditertibkan ketika beroperasi.


Menurutnya, hal semacam itu sering sekali terjadi. Misalnya di tahun 2020 silam, ketika bus dipaksa berhenti selama tiga bulan, justru mobil hitam liar dimaksud tetap beroperasi. 


"Ya kalau begitu kan sama dengan bohong," tegasnya. 


Dia mengungkap seluruh armada bus Sejahtera esok akan diistirahatkan di gudang. Selain itu, dia menceritakan sopir kian mengeluh sebab kehilangan mata pencaharian sekitar dua Minggu ke depan. 


"Kalau bantuan dari perusahaan belum ada di kasih. Dari pemerintah juga sama. Makanya kita harapkan adalah bantuan agar para sopir ini tetap bisa mencukupi kebutuhan hidupnya," ucapnya. 


Dia berharap pemerintah dapat memberikan akomodasi kepada sopir bus Sejahtera diberikan bantuan selama 10 hari. 


Ia pun mempertanyakan kebijakan pemerintah. Pasalnya, jalur Medan - Binjai - Deliserdang- Karo (Mebidangro) diperbolehkan beroperasi.


Menurutnya, jika pemerintah benar - benar adil dalam memutuskan kebijakan penyekatan dengan alasan pandemi seluruh angkutan termasuk yang pribadi dihentikan. 


"Kecuali angkutan barang, ambulance, yang bersifat darurat. Jadi kalau angkutan umum aja yang distop, kan masyarakat pintar, bisa saja dirental angkutan pribadi. Tinggal bilang aja ada keluarga yang sakit. Karena dari pengalaman yang lalu begitu aja," ucapnya. 


"Jadi seakan akan di Mebidangro itu engga ada virus yang melintas sementara rute yang lain ada. Terakhirnya kita kan jadi bingung dan lucu," tutupnya. (BG/TNC)



TRENDINGMore