NEWSSUMUT

Digitalisasi Lestarikan Gerakan Rakyat

Kamis, 27 April 2023, 12:06 WIB
Last Updated 2023-04-27T05:06:04Z

 

Arjuna Herianto Tri Mayldo Munthe, SekretarisGMNI Tanah Karo.

Sebelum negeri kita disebut sebagai Negara Indonesia, baik kaum muda maupun tua sudah menerapkan gerakan perlawanan. Sebelum pemimpin-pemimpin negeri ini melakukan gerakan perlawanan, pemimpin-pemimpin di daerah masing-masing atau di lingkungan masing-masing sudah melakukan gerakan sebelum adanya gerakan dalam skala yang lebih besar. 


Misalnya, melakukan edukasi terhadap anak, sekalipun lingkupnya hanya untuk anak sendiri, hal itu termasuk bagian dari gerakan. 


Seiring berputar-nya roda jaman, peningkatan pengetahuan pada manusia pun terjadi dengan pesat. Sehingga, muncullah sekolah-sekolah rakyat atau tempat khusus untuk menimba ilmu pengetahuan. 


Kemudian, dari orang-orang yang menimba ilmu tersebut lahirlah seorang profesor, doktor, dan ragam ilmuwan lainnya. 


Sebagai contoh, siapa yang tahu bahwa penemu listrik pertama kali di dunia adalah Michael Faraday. Pertanyaannya, tau dari mana? Oke, tulisan-tulisan dari media cetak (koran) yang kala itu masih langka karena situasi daerah ataupun perekonomian yang kalau orang Medan sebut itu adalah payah cakap (sulit untuk dikatakan). 


Ya, payah cakap karena masa itu bangsa di negeri kita ini masih dijajah dan dikuasai entitas yang asalnya bukan dari negeri kita. Kondisi itu tentunya menyebabkan akses terhadap informasi payah juga kala itu. 


Kini masalah itu nampaknya tidak ada, kita sudah di masa demokrasi yang menjunjung tinggi transpirasi terhadap informasi dan era kecepatan tersebarnya informasi makin jaya dengan digitalisasi informasi. 


Makin cepatnya penyebaran informasi merupakan kabar baik bagi dunia gerakan, gerakan dalam artian yang mengarah pada pembangunan kesejahteraan bersama. Kabar baik itu harus dimanfaatkan dengan digitalisasi gerakan. 


Digitalisasi gerakan, bila di tinjau pada hari ini sangatlah penting. Digitalisasi itu sebuah terminologi untuk menjelaskan proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. 


Disampaikan Sukmana, digitalisasi dilakukan untuk membuat arsip dokumen bentuk digital, untuk fungsi fotokopi, dan untuk membuat koleksi perpustakaan digital. Digitalisasi memerlukan peralatan seperti komputer, scanner, operator media sumber dan software pendukung. 


Digitalisasi itu terjadi ketika semua proses yang ada (bukan hanya tampilan) dapat terhubung secara digital. Mesin satu dan yang lainnya, proses satu dan lainnya menjadi saling terhubung. 


Dengan saling terhubung gerakan-gerakan rakyat pun makin intens terhubung sehingga lebih dimungkinkan tujuan dari gerakan rakyat tersebut tercapai dan gerakan-gerakan tersebut makin lestari. 


Tidak mesti yang dilestarikan itu hanya gerakan-gerakan besar yang sampai ke tingkat nasional ataupun mencakup luas. Seperti ungkapan Napoleon Hill, penulis Amerika Serikat beraliran pemikiran baru yang menjadi salah satu produser genre sastra kesuksesan pribadi modern pertama, Ia mengatakan “if you can’t do great things, do small things in a great way,”. 


Cepat atau lambat gerakan yang selama ini sudah biasa dilakukan dengan turun ke jalan, nongkrong di meja yang sama dan lain sebagainya secara perlahan akan berkurang dan berganti mejadi gerakan yang mengedepankan pemanfaatan fasilitas digital. 


Perubahan menuju jaman digital akan memaksa manusia untuk paham teknologi. Karena itu, mau tidak mau kita harus berteman dengan digital, sebab roda jaman memaksa kita untuk ikut berjalan. 


Mungkin pilihannya, ikut arus jaman seperti daun kering di sungai atau memanfaatkan perputaran roda jaman yang tengah terjadi. Ketika kita berteman dengan digital dan melakukan digitalisasi itu, gerakan-gerakan apapun yang direalisasikan tidak akan hilang begitu saja. 


Sebagai jejak langkah yang dapat disimpan dan dipublikasikan kepada orang banyak. Melihat media sosial yang saat ini berkembang pesat, sangat besar peluangnya untuk mendigitalisasi apa saja yang kita inginkan. 


Pergerakan yang hingga saat ini rentan terjadi adalah gerakan perlawanan, terutama gerakan perlawanan yang dilakukan oleh golongan muda ataupun mahasiswa. Sangat disayangkan ketika gerakan itu tidak dilestarikan. Baik itu gerakan konyol, pemula bahkan sampai gerakan asal-asalan, tetap saja menjadi bagian dari sejarah peradaban manusia. 


Sejarah menjadi bahan evaluasi atau contoh agar di masa mendatang punya perbandingan untuk melakukan hal lebih baik dengan berkaca pada kejadian masa lalu. Media sebagai bentuk perimbangan dan kecepatan informasi harus kita manfaatkan sebaik mungkin. Mau tidak mau, roda jaman akan tetap berputar. 


Saya sebut lagi bahwa Digitalisasi gerakan itu penting sejak hari ini. Menilik gerak jaman yang tengah terjadi dan yang akan terjadi, memastikan kemudahan dan keamanan akses data dibanding kertas yang mudah rusak dan hilang adalah digitalisasi. Sangat memungkinkan bahwa di hari depan digitalisasi adalah kunci agar seseorang itu memiliki nilai lebih. (Oleh : Arjuna Herianto Tri Mayldo Munthe, SekretarisGMNI Tanah Karo)

TRENDINGMore