DAERAHNEWSSUMUT

Lubuk Larangan Garoga Tapsel Dibuka, Kearifan Lokal Yang Harus Dilestarikan

Senin, 01 Mei 2023, 11:07 WIB
Last Updated 2023-05-01T04:07:26Z

 

Suasana mancing mania di sungai Garoga Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), Minggu (30/4).

TAPSEL-BERITAGAMBAR :

Kepala Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Risman Rambe sangat berterima kasih kepada PT.Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, atas dukungan pembukaan lubuk larangan di Sungai Garoga, Desa Garoga, Tapanuli Selatan (Tapsel), Minggu (30/4).



“Terima kasih Tambang Emas Martabe. Dari pemberian bantuan bibit dan juga panen ikan hari ini terus didampingi. Ini kegiatan yang sangat positif dan bermanfaat bagi peningkatan ekonomi desa,”kata Risman Rambe.



Dijelaskan bahwa ikan yang dipanen tersebut, adalah hasil dari pelepasan 17.000 bibit ikan jurung dan ikan mas oleh PTAR di Sungai Garoga pada bulan Agustus 2022 lalu.


Dari bantuan bibit ikan yang diberikan PT AR, dapat hasilkan pundi-pundi rupiah yang bermanfaat bagi peningkatan ekonomi desa.




“Hasilnya 250 pemancing lebih ikut memperebutkan ikan yang begitu banyak di sungai. Dalam satu pancing dikenakan tiket sebesar Rp 100 ribu. Ini capaian yang luar biasa,”kata Risman.


Dari hasil penjualan tiket tersebut, menurut kades sebagian akan dialokasikan untuk pembelian bibit baru dan pakan ikan. Sebagian lagi, akan digunakan untuk kegiatan sosial seperti santunan kepada anak yatim, lansia, kaum dhuafa, serta keperluan masjid di Desa Garoga.


Dijelaskan bahwa dukungan ini merupakan salah satu upaya PTAR bersama masyarakat dalam melestarikan keanekaragaman hayati dan kearifan lokal lubuk larangan di wilayah sekitar tambang.


“Lubuk larangan merupakan budaya turun temurun dan masih dipertahankan hingga saat ini, sebagai bentuk upaya konservasi alam dan menjaga kelestarian sungai,” katanya.



Hal yang sama juga dikatakan Camat Batang Toru, Mara Tinggi Siregar bahwa lubuk larangan adalah kearifan lokal yang perlu dijaga sebagai upaya untuk menjaga kelestarian sungai dari pencemaran, perusakan, dan eksploitasi berlebihan.


“Selain memberikan bibit ikan, PTAR juga melakukan penanaman sejumlah 1.000 bibit pohon produktif, seperti durian, alpukat, trembesi, mangga, manggis, waru, juga bambu di pinggir Sungai Garoga. Upaya ini bertujuan memitigasi kerusakan aliran sungai dan abrasi di Desa Garoga dan sekitarnya, juga menekan risiko luapan Sungai Garoga,” katanya.



Menurutnya, lubuk larangan juga dapat mendorong perekonomian desa dari segi pariwisata. Contohnya di Desa Garoga yang didukung oleh PT AR ini, bisa menarik masyarakat dari daerah lain untuk berkunjung, karena selain lokasinya strategis, sungainya pun bersih dan jernih.


Dirinya berharap, di masa mendatang, budaya lubuk larangan dapat dicontoh desa lain sebagai bagian dari usaha desa produktif.


Suratmin, warga Desa Hapesong Baru salah satu peserta memancing mengatakan, dirinya sengaja datang ke Desa Garoga untuk mengikuti kegiatan memancing ikan jurung.


Ia mengaku, pada tahun lalu pun dirinya mengikuti kegiatan serupa di desa itu.


“Saya sudah datang ke lokasi sejak pukul 7 pagi. Mudahan hari ini bisa mendapat rezeki ikan yang banyak,” katanya.(BG/TSEL)

TRENDINGMore