Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Sumut, Agus Tripiyono. |
MEDAN-BERITAGAMBAR :
Pj Gubernur Sumatera Utara mengajak para pengusaha untuk inovatif dan kompetitif dalam mengoptimalkan media digitalisasi dalam berbisnis, sebab perekonomian Indonesia dan Sumatera Utara (Sumut) berada pada tingkat yang tidak baik-baik saja.
Hal itu disampaikan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Sumut, Agus Tripiyono saat menghadiri pelantikan Jaringan Pengusaha Nasional (JAPNAS) PW Sumut, Rabu (17/1/2024) di Hotel Le Polonia Medan.
“Saat ini pengaruh globalisasi sedang mengancam, walaupun perekonomian dalam Sumut sudah mulai membaik dari beberapa indikator dan inflasi sudah bearda dibawah nasional, namun dari pertumbuhan ekonomi Sumut dari sektor pertanian cukup rentan,”ujarnya.
“Sebagai Gubernur Sumatera Utara tentu saya merasa sangat terhormat memiliki para pengusaha yang tidak hanya berorientasi profit tapi juga memiliki komitmen yang kuat untuk membawa Sumut bahkan Indonesia ke kanca global,” ujar Agus dalam sambutanya.
Dalam hal ini, Agus menyampaikan beberapa point peran penting yakni sinergi kerjasama antara pemerintah dengan pengusaha harus terus ditingkatkan.
“Pemerintah Sumut berkomitmen untuk mendukung inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh JAPNAS untuk memajukan perekonomian indonesia.” ujarnya.
Kemudian pada digitalisasi usaha, kata Agus, di era digital 6.0 transpormasi digital bukan lagi pilihan melainkan keharusan dalam memanfaatkan teknologi dalam untuk meningkatkan efesiensi, memperluas pasar dan menghadapi persaingan yang semakin ketat.
“Dan yang ketiga pemberdayaan UMKM. Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan tulang punggung ekonomi kita, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas UMKM dengan pelatihan , akses promo jalan dan pemasaran digital,” terangnya.
Selanjutnya yakni tentang pendidikan dan pelatihan, lanjut Agus, pendidikan dan pelatihan sangat penting dimiliki oleh pengusaha dalam memperbaharui pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan teknologi dan inovasi bisnis.
“Dan yang terakhir adalah sistem ability dan tanggungjawab sosial, dimana di era saat ini pengusaha tidak diukur dari keuntungan finansial tetapi kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat,” tandasnya.(BG/MED)