EKONOMINEWSSUMUT

Harga Kopi Karo Tak Berkutik Dimasa Pandemi Covid-19

Kamis, 28 Januari 2021, 17:46 WIB
Last Updated 2021-01-28T10:46:02Z

 

S. Tarigan dan R. Barus saat menunjukan pokok kopi yang masih berbuah tetapi telah di bongkar. 

KARO-BERITAGAMBAR : 

Hampir setahun harga jual kopi ceri merah dan green been (kupas sekali) di kalangan petani Kabupaten Karo tak berkutik alias melemah dibantai pandemi Covid-19. Akibatnya banyak pohon kopi dibongkar pemiliknya.         

       Soalnya harga jual kopi ceri di tingkat petani ke pengepul, mampu menembus harga Rp 12.000/Kg, sedangkan kopi green been mencapai harga pada level Rp 29.000-Rp 30.000/Kg.

        Pesona harga kopi yang pantastis inilah membuat petani menjatuhkan pilihannya untuk berbudidaya tanaman kopi. 

       Bahkan tanaman kopi ini sempat menjadi tanaman primadona di kalangan petani di Karo. 

        Terbukti, hampir setiap petani memiliki tanaman kopi, walaupun mata tanam berada di pinggir ladang. 

        Data luasan tanaman kopi tahun 2019 yang diperoleh Waspada, Kamis (28/1) dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo mencapai 9.198 Ha. 

        Namun tahun 2020, jumlah luasan tanaman kopi berkurang sekitar 20 persen dan menjadi 7.358 Ha. Jumlah mata tumbuhnya sebanyak 7.358 pokok dengan estimasi 1.000 populasi/Ha). 

        Sedangkan estimasi produksi buah kopi per hektarnya sebanyak sekitar 700Kg/Ha sampai 2.000Kg/Ha/tahun.

       Jumlah luasan tanaman kopi di Karo cenderung berkurang diakibatkan harga jual melemah ditambah munculnya serangan hama penggerek buah kopi (hypothenemushampey). Sehingga banyak petani membongkar tanaman kopinya. 

      S. Tarigan 50 dan R. Barus warga Kec. Barusjahe yang dikonfirmasi Waspada saat menebang tanaman kopi milik keluarganya menjelaskan, budidaya kopi dimasa pandemi Covid-19 tidak menjanjikan lagi selain produksinya berkurang, harga jual green been Rp 17.000-Rp18. 0000 dan itu sudah berlangsung hampir setahun, kata Tarigan.

       Terlebih tanaman kopi yang dibudidayakan keluarganya bukan lagi usia ideal tanaman produktif. Sebab umurnya sudah mencapai puluhan tahun. 

       Selain itu, akar tanaman kopi yang sudah tua, tidak optimal lagi menyerap bahan makanan sehingga produksi buah cenderung berkurang, kata mereka.

         Mengoptimalisasikan lahan, tanaman kopi terpaksa dibongkar dan akan dikonfersi ke tanaman hortikultura supaya dapur bisa mengepul lagi dan pulsa untuk belajar anak-anak melalui daring dapat terpenuhi, ujarnya.

       "jika harga kopi terus-menerus melemah seperti saat sekarang ini bisa diyakini jumlah tanaman kopi di Karo bakal berkurang", tambah Barus. 

       Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Ir. Metehsa Karo-karo kepada Waspada mengatakan, bagi tanaman kopi yang sudah berumur hendaknya jangan dibongkar dan akarnya dikeluarkan.

       Tetapi pohon kopi itu cukup ditebang saja dengan menyisakan tinggi pohon beberapa puluh centi meter dari tanah, kemudian menunggu tunas baru untuk dirawat. 

       Tunas ini akan berbuah dan akan berproduksi bagus jika dicukupi kebutuhan makanannya, kata Karo-karo. 

       Ramlan Meliala SPd salah satu pengusaha kopi Karo RM di Karo merasa sedih melihat petani mulai membongkar kopinya di ladang. 

        Harga kopi green been memang melemah di masa pandemi Covid-19 dan kondisi itu, bukan hanya berlaku di Kabupaten Karo saja. Melainkan seluruh sentra produksi perkopian di Indonesia.

       "anggap saja musim pandemi ini di masa perang, semua penduduk mengalami kerisis perekonomian seperti ini. Maka, jadikanlah harga jual kopi saat ini sebagai penambah kebutuhan.

        Tanaman kopi yang berada di pinggir ladang, tetaplah dirawat agar menghasilkan buah yang bagus, mengenai harga, sukurilah untuk saat ini", ujar Ramlan. 

        Cita rasa kopi Karo, hampir tidak ada tandingannya di pasar, karena memiliki rasa yang istimewa sebab letak tumbuhnya berada di ketinggian. 

        Munculkanlah sebuah keyakinan, bahwa pandemi Covid-19 akan berlalu dan harga jual kopi juga akan menungkik lagi, ujarnya. 

       Ibarat kata pepatah "mengharapkan air hujan turun, air ditempayan ditumpahkan sehingga ketika mau kekamar mandi, untuk air cebok saja sulit didapatkan". 

        Sebagai penyemangat, kopi Karo sudah menjajaki pasaran kopi dunia mulai tahun 2019. Kopi Karo paling enak sedunia di mata peminatnya. 

        Maka janganlah akibat emosi sesaat, pohon kopi dibongkar, ujung-ujungnya tak adalagi yang mau dipetik. "Sabarlah sebentar, sebab kopi Karo sudah jelas ada peminatnya", jelas Ramlan. (BG/JG)





TRENDINGMore