INTERNASIONALKESEHATANNEWS

Awal 2022, WHO Prediksi Kasus Covid Global Bertambah 100 Juta

Jumat, 13 Agustus 2021, 12:06 WIB
Last Updated 2021-08-13T05:07:25Z
Para pekerja menyiapkan kasur dan selimut untuk sekitar 1.800 tempat tidur di rumah sakit darurat Covid-19 di dalam gudang Bandara Internasional Don Mueang di Bangkok pada Selasa 27 Juli 2021, ketika Thailand kekurangan tempat tidur untuk pasien yang terinfeksi. 


JAKARTA-BERITAGAMBAR :

Dunia akan mengalami penambahan 100 juta lebih kasus Covid-19 pada bulan awal tahun 2022. Seperti dilaporkan Washingtonpost, prediksi itu disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (13/8/2021).


“Pada lintasan saat ini, kita bisa melewati 300 juta kasus awal tahun depan. Tapi kita bisa mengubah itu. Kita semua bersama-sama, tetapi dunia tidak bertindak seperti itu,” katanya saat briefing media.


Menurut Tedros, jumlah kasus Covid-19 yang tercatat telah mencapai 200 juta minggu lalu, hanya enam bulan setelah dunia melewati 100 juta kasus. Namun dia juga menekankan bahwa jumlah kasus sebenarnya jauh lebih tinggi.


Pada briefing, pejabat WHO menekankan bahwa lebih banyak penelitian sedang dilakukan pada pengobatan untuk covid-19 dalam uji coba multinegara yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebut Solidarity Plus, yang akan melihat keefektifan tiga obat baru di 52 negara.


Para pejabat juga mengatakan penyebaran varian virus seperti Delta akan mengubah asumsi tentang kekebalan kelompok dan target vaksinasi Covid-19.


“Tidak ada angka tertentu atau angka ajaib yang perlu dicapai. Ini benar-benar terkait dengan seberapa menular virus itu,” kata Katherine O'Brien, direktur departemen imunisasi WHO.


“Apa yang terjadi dengan virus corona adalah ketika varian muncul dan lebih mudah menular, itu berarti bahwa sebagian besar orang perlu divaksinasi untuk kemungkinan mencapai beberapa tingkat kekebalan kelompok,” kata O'Brien.


Dengan varian delta yang terus meningkatkan kasus di Amerika Serikat, beberapa pejabat negara bagian dan lokal mempertimbangkan mandat masker. Di Gedung Putih pada Rabu, Presiden Joe Biden menggelar pertemuan dengan para pemimpin bisnis yang telah secara aktif mendorong vaksinasi Covid-19 di antara para pekerja mereka.


Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki menggambarkan pertemuan Biden sebagai “cara mengangkat perusahaan sektor swasta yang mengambil langkah kebijakan melalui imbalan dan sanksi, yakni insentif, dan melalui mandat dalam beberapa kasus.”


Sesi tersebut termasuk para pemimpin United Airlines, Kaiser Permanente, Howard University dan DESA Inc., perusahaan jasa profesional yang berbasis di Columbia. Mereka berharap dapat memacu perusahaan lain untuk mengikuti jejak mereka dalam mendorong karyawan untuk divaksinasi.


“Saya tidak akan mengatakan itu dimaksudkan sebagai pertemuan keputusan, melainkan diskusi tentang praktik terbaik. Dan semoga mereka bisa menjadi model bagi yang lain,” kata Psaki.



Diperkirakan, Gubernur Oregon, Kate Brown akan memberlakukan mandat masker dalam ruangan di seluruh negara bagian dan memerlukan vaksin untuk pegawai negara bagian. Kebijakan itu diambil dengan alasan kekhawatiran tentang meningkatnya kasus virus corona karena varian Delta yang lebih menular.


“Ada dua kunci untuk menyelamatkan nyawa. Vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dan keluarga dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian,” ujar Brown.

TRENDINGMore