EKONOMINASIONAL

Digital Payment: Solusi Transaksi Praktis dan Higienis

Rabu, 29 Juni 2022, 23:10 WIB
Last Updated 2022-06-30T16:18:28Z

 

Ilustrasi transaksi non tunai.

Oleh : Tumpal P Sijabat

Pada zaman digital saat ini, mengharuskan masyarakat untuk paham dan bisa memanfaatkan kemudahan dan keefektifan dalam berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Berbagai ide-ide digital pada seluruh aspek membuktikan bahwa masyarakat juga turut ikut serta dalam perkembangan zaman yang semakin modern dan maju ini. 


Berkembangnya bisnis financial technology ( fintech ) juga ikut mempengaruhi Bank Indonesia melakukan Inovasi dan strategi komunikasi efektif guna meningkatkan akseptansi dan literasi masyarakat undigitized terhadap sistem pembayaran digital di Kabupaten Samosir.



Diantaranya contoh produk finansial digital seperti aplikasi pembayaran digital (QRIS) ini bisa digunakan seluruh aplikasi pembayaran dari penyelenggara manapun, baik bank dan nonbank. Bank Indonesia telah mewajibkan seluruh penyedia layanan pembayaran nontunai menggunakan sistem QRIS pada 1 Januari 2020. 


Hal itu memudahkan masyarakat Samosir untuk melakukan transaksi keuangan tanpa menggunakan uang tunai. 


Hal itu disebabkan menjamurnya bisnis startup (aplikasi Fintech) membuat para pelaku usaha bersaing satu sama lain untuk melakukan inovasi dalam produk finansial digitalnya, sebagai contoh diantaranya Go-Pay dari Go-Jek., Aplikasi Dana, LinkAja dan lain-lain.


Untuk mendukung program transaksi non tunai, Pemkab Samosir salh satu derah di Indonesia yang telah meresmikan penggunaan QRIS. QRIS sudah masuk ke segala sektor, mulai perdagangan, ritel, parkir, elektronifikasi pemerintah dan Pemda, pajak, tempat wisata dan lainnya.



Kemudahan dan keefektifan transaksi ini pastinya menjadi salah satu keunggulan yang diinginkan dan sangat efektif untuk terciptanya cash less society, salah satunya masyarakat yang sedikit bertransaksi jual-beli dengan uang tunai, masalah ini disebabkan dengan menjamurnya berbagai jenis perdagangan dan berbagai jenis usaha kecil menengah yang memberikan fasilitas berupa alat pembayaran non-tunai. 


Kepala Perwakilan BI Sibolga, Aswin Kosotali menyampaikan bahwa Kabupaten Samosir yang merupakan bagian dari destinasi pariwisata super prioritas diharapkan mampu menjadi role model bagi daerah lain dalam hal memperluas implementasi percepatan transaksi digital dan transparansi keuangan daerah. Beliau juga mengharapkan kedepannya aplikasi ini dapat diikuti oleh destinasi wisata dan pasar di seluruh Kabupaten Samosir.


Sementara itu Bupati Samosir, Vandiko T Gultom, sangat mengapresiasi peluncuran aplikasi QRIS bagi kedua objek retribusi daerah. Menurutnya, cara terbaik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemungutan retribusi daerah adalah dengan modernisasi penggunaan teknologi secara masif dan inklusif.


“Teknologi ini mampu meningkatkan kecepatan dan kemudahan bertransaksi, meningkatkan akurasi data dan transparansi yang akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik serta tingkat kepercayaan kepada pemerintah” paparnya.


Bupati secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, PT. Bank Sumut, dan seluruh jajarannya di Pemkab Samosir atas terlaksananya acara ini. Kedepan, beliau berharap semua Perangkat Daerah yang mengelola pajak dan retribusi dapat menggali potensi PAD secara maksimal dan meningkatkan sinergitas dengan semua pihak untuk pengoptimalan pendapatan serta mendorong kemandirian daerah.


“Peristiwa hari ini adalah momentum yang sangat penting, karena keberhasilan kita hari ini akan menjadi best practice, dan saya berharap setelah ini bentuk pembayaran tunai di Kabupaten Samosir akan kita lakukan dengan sistem barcode seperti ini, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Implementasi Transaksi non Tunai dalam Rangka Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,” jelas Bupati.




Sehingga dimasa sekarang ini ada beberapa masyarakat yang telah mengandalkan 

berbagai macam jenis pembayaran menggunakan e-money. 

Dari peristiwa-peristiwa sebelumnya, E-money sangatlah efisien dan efektif 

dalam penggunaannya. Maka sangat disayangkan hanya segelintir masyarakat 

indonesia yang dapat merasakan manfaatnya dalam artian belum sepenuhnya atau 

menyeluruh. Kasus ini dapat disimak dari adanya beberapa pengguna uang tunai 

(cash) untuk setiap kali transaksi dalam suatu kegiatan bisnis. Walaupun tujuan utama 

dari Bank Indonesia (BI) ialah untuk mencetuskan atau mendukung kegiatan Cash 

Less Society dengan cara penggunaan E-money agar dapat mengurangi konsumsi 

uang tunai di semua lapisan masyarakat khususnya dalam kegiatan transaksi jual-beli. 


Hingga saat ini masalah utama kebutuhan masyarakat Indonesia adalah barang 

dan jasa yang pada dasarnya harus disamakan antara kemajuan dalam sistem 

pembayaran yang bersifat elektronik. Bank Indonesia (BI) sebagai pusat kontrol yang 

dapat mengawasi di bidang pembayaran telah berupaya membentuk sebuah inovasi 

dalam usaha peningkatan pemakaian pembayaran non tunai atau biasa disebut Toward 

a Less Cash Society. Adalah suatu kegiatan awal yang nantinya tidak dapat ditinggalkan. Kegiatan bisnis dengan sistem transaksi secara cash akan segera diubah 

dengan sistem pembayaran non tunai. Sistem ini nantinya dapat menimbulkan 

mekanisme yang menunjukan bahwa akan ada aliran uang berupa nilai dari pembeli 

dan penjual atau sebaliknya dalam setiap transaksi. Dapat dikatakan bahwa dengan 

adanya berita perkembangan sistem elektronik ini dapat memicu masyarakat bahwa kegiatan penggunaan E-money dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pembayaran tunai, sehingga dapat dikatakan kegiatan ini mengalami proses menuju kegiatan yang menyeluruh untuk lapisan masyarakat Indonesia khususnya. 


Dari adanya sistem penggunaan E-money biaya uang yang disebabkan berkisar setengah dari setiap transaksi pembayaran non tunai berupa uang tunai. 


Peristiwa ini membuktikan biaya sosial didalam kegiatan jual-beli secara tunai dapat dikurangi dengan mengusulkan cara berupa sistem pembayaran secara elektronik. 


Kemajuan teknologi yang ada dalam metode pembayaran telah mengantikan peranan uang tunai (currency) yang disebut oleh masyarakat sebagai kegiatan transaksi pada dasarnya telah beralih ke dalam sistem pembayaran non cash yang lebih mudah dan efesien. 


Masalah ini disambung dengan semakin merebaknya bentuk usaha ataupun toko-toko dan gerai pasar di Indonesia yang telah menerapkan metode dengan memakai sistem pembayaran non tunai. 


Mudah, cepat dan efesien didalam setiap transaksi ialah salah satu alasan masyarakat memiliki minat yang besar terhadap sistem pembayaran non cash dan sistem pembayaran non cash ini sudah dikelola dan diperbarui oleh bank maupun non bank menjadi lembaga penyelenggara sistem pembayaran Indonesia. 


Kemajuan tekhnologi ini turut diikuti dengan meningkatnya daya saing bank yang semakin besar menyebabkan pihak perbankan atau non bank untuk semakin kreatif dalam memberikan berbagai fasilitas sistem pembayaran non cash selain sistem transfer dan alat pembayaran menggunakan kartu ATM. 


Tekhnik pembayaran yang mudah, nyaman dapat dilihat dari kebisaan dalam menimbulkan biaya yang sedikit untuk memperoleh manfaat dari suatu kegiatan jual-beli. 



Dengan kanal QRIS, mengajak masyarakat untuk lebih open mind dalam mengadopsi digitalisasi pembayaran dan menggunakan QRIS sebagai salah satu alternatif kanal pembayaran digital yang praktis dan higieniss sebagai fondasi dalam memanfaatkan peluang di era digital.


Sinergi yang inovatif dan kolaboratif dari seluruh stakeholder diperlukan agar manfaat program berdampak positif dalam menggerakkan sektor-sektor ekonomi produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.**



(Penulis Jurnalis di beritagambar.com. Artikel ini diikutkan dalam lomba karya tulis yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga)


TRENDINGMore