![]() |
Aliansi BEM se-Asahan berunjuk rasa ke kantor DPRD. |
ASAHANA-BERITAGAMBAR :
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Asahan menggelar aksi unjuk rasa damai di depan Kantor DPRD Asahan, Rabu (3/9/2025).
Mereka menyuarakan berbagai persoalan nasional maupun daerah yang dinilai belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Dalam aksinya, mahasiswa membacakan 15 poin tuntutan yang mereka tujukan kepada DPRD, bupati, hingga aparat penegak hukum di Kabupaten Asahan.
Tuntutan Mahasiswa di antaranya:
1. Isu Daerah Kabupaten Asahan
2. Meminta DPRD Asahan melakukan transparansi terkait CSR di seluruh wilayah Asahan.
3. Mendesak Kapolres Asahan mengusut tuntas peredaran narkoba di Kabupaten Asahan.
4. Meminta Polres Asahan dan Kejaksaan segera menindaklanjuti kasus trenggiling yang belum tuntas.
5. Mendesak bupati dan DPRD menindak mafia tanah yang marak terjadi di Asahan.
6. Menutup usaha hiburan malam yang diduga menjadi tempat prostitusi dan peredaran narkoba.
7. Membatalkan tunjangan pokok rumah dinas DPRD Asahan setiap bulan.
8. Menghapus anggaran operasional mobil dinas DPRD Asahan.
9. Menindaklanjuti persoalan bansos yang dianggap tidak tepat sasaran.
10. Pembangunan proyek daerah jangan hanya fokus pada kelompok tertentu, tetapi harus inklusif.
11. Bupati diminta mendata dan mengembalikan aset negara/pemkab yang tak berfungsi.
Tuntutan Tenaga Kesehatan
1. Merekrut kembali Tenaga Kesehatan Sukarela (TKS) se-Asahan.
2. Menyelamatkan TKS yang sudah mengabdi belasan tahun dengan sistem kontrak atau tercantum dalam APBD.
Tuntutan Petani Desa Rawang Baru
1. Menaikkan harga padi di Kabupaten Asahan.
2. Meninjau debit air dan kondisi jalan di Desa Rawang Baru.
3. Memperbaiki fasilitas penunjang pertanian di desa tersebut.
Koordinator lapangan Aliansi BEM Asahan, Patria Sahdan, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap kondisi masyarakat Asahan yang dianggap masih jauh dari kata sejahtera.
“Kami tidak datang untuk membuat gaduh, melainkan membawa aspirasi rakyat kecil. Mulai dari masalah bansos, mafia tanah, hingga harga padi yang merugikan petani. Jika pemerintah dan DPRD menutup mata, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar,” ujar Patria.
Dalam aksi itu, sejumlah unsur Forkopimda Asahan turut hadir mendengarkan aspirasi mahasiswa, antara lain Bupati Asahan Taufik Zainal Abidin, Ketua DPRD Asahan Efi Irwansyah Pane, Kajari Basril, Kapolres Asahan AKBP Revi Nurvelani, serta Dandim 0208/Asahan Letkol Inf Edy Syahputra.
Aksi berlangsung damai dengan pengawalan aparat keamanan. Mahasiswa menegaskan akan terus mengawal isu-isu tersebut hingga ada tindak lanjut nyata dari pemerintah daerah dan DPRD Asahan. (BG/AS)