NEWSPENDIDIKANSUMUTTABAGSEL

SALi Latih Konservasi Alam ke Siswa SMP Tapsel

Sabtu, 30 Oktober 2021, 11:56 WIB
Last Updated 2021-10-30T13:00:37Z

  

Ketua SALi Sumut-Aceh, Sofian Noor (7 kanan depan) foto bersama dengan siswa SMP peserta pendidikan konservasi alam yang berfokus pada upaya konservasi orangutan Tapanuli dan habitatnya di Tapsel.

TAPSEL-BERITAGAMBAR : 

Dalam rangka mendorong dan mewujudkan generasi muda jadi garda terdepan dalam upaya konservasi alam, Sahabat Alam Lestari (SALi) Sumut-Aceh berikan pendidikan konservasi alam ke siswa SMP sederajat di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).


Ketua SALi Sumut-Aceh, Sofian Noor, Sabtu (30/10) mengatakan pendidikan konservasi alam yang berfokus pada upaya konservasi orangutan Tapanuli dan habitatnya diikuti 150 siswa dari  

SMP Negeri 8 Satu Atap Sipirok, SMP Negeri 6 Sipirok, SMP Negeri 1 Marancar, SMP Negeri 1 Arse, dan MTs Darul Akhiroh berlangsung 5 hari dari tanggal 25 sampai 29 Oktober 2021.


Kegiatan dengan tema ‘Generasi Milenial Garda Terdepan Dalam Upaya Konservasi Alam’, ucap Sopian merupakan hasil kolaborasi atau kerjasama dengan konsorsium SRI (Sumatera Rainforest Institute) dan Yayasan Pelestarian Ragam hayati dan Cipta Fondasi Indonesia (PRCF) Indonesia-Sumatera serta di dukung  Orangutan Information Center (OIC) dan Arcus Foundation.

 

Tujuan dari kegiatan yang digagas anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas SALi,lanjut Sopian, sebagai upaya memberikan penyadartahuan kepada generasi milenial yang saat ini kurang peduli dengan pelestarian alam.”Saat ini sudah banyak flora dan fauna yang berstatus langka dan hampir punah contohnya Orangutan Tapanuli,” tuturnya.


Siswa yang mengikuti pendidikan konservasi alam tersebut, ungkapnya, ternyata sebagian diantaranya tidak dapat membedakan antara orangutan dan jenis kera lainnya.”Paling mengejutkan adalah, pernyataan dari siswa bahwa tidak senang dengan keberadaan orangutan karena dianggap sebagai hama bagi tumbuhan,” ungkapnya.

 

Namun setelah dijelaskan bahwa sangat penting menjaga dan melindungi alam berserta  satwa, lanjut Ketua SALi Sumut-Aceh, siswa yang tergolong masih polos tersebut akhirnya mulai memahami pentingnya menjaga ekosistem hutan.


Menurutnya masyarakat Tapanuli harus bangga dengan orangutan sebab salah satu nama spesies orangutan disandingkan dengan nama daerah tempat orangutan tersebut hidup dan berkembang biak yaitu Orangutan Tapanuli dengan nama ilmiah Pongo Tapanuliensis. 


Orangutan Tapanuli ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai spesies orangutan baru selain Orangutan Sumatera dan Orangutan Kalimantan pada November 2017. Orangutan ini berstatus spesies sangat terancam punah dengan populasi kurang dari 800 individu. 


“Populasinya terus berkurang di kawasan hutan Batang Toru karena rusaknya habitat Orangutan Tapanuli yang disebabkan oleh pembangunan infrastruktur, pembalakan liar, perambahan, dan perburuan yang membuat populasi mereka semakin terancam,” paparnya.(BG/ML).





TRENDINGMore